Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Menyesatkan, Twitter Sembunyikan Twit Trump soal Covid-19

Kompas.com - 07/10/2020, 07:34 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kicauan Presiden AS Donald Trump soal Covid-19 disembunyikan Twitter, setelah dianggap "menyesatkan dan informasinya berpotensi merusak".

Dalam salah satu unggahan, presiden 74 tahun itu secara salah menyebut virus corona tak terlalu mematikan dibanding flu biasa "di populasi besar".

Oleh Twitter, kicauan itu disembunyikan meski netizen masih bisa melihatnya di laman resmi presiden ke-45 "Negeri Uncle Sam" itu.

Baca juga: Trump Masih Anggap Covid-19 Kurang Mematikan daripada Flu Meski Sudah Terinfeksi

"Kita harus belajar hidup dengan Covid-19, sama seperti kita memelajarinya dari (flu biasa). Di populasi besar penyakit ini kurang mematikan!" tulisnya.

Tak hanya Twitter. Facebook memutuskan untuk menghapus unggahan Trump, di mana juru bicara menyatakan mereka harus menghilangkan informasi yang salah.

Pakar sepakat bahwa virus corona, yang saat ini sudah membunuh lebih dari 200.000 orang di AS, jauh lebih mematikan dibandingkan flu musiman.

Dalam twit yang lain dikutip Sky News Selasa (6/10/2020), pemimpin dari Partai Republik itu menyatakan bahwa kondisinya "sangat sehat".

Dia kemudian menerangkan siap untuk hadir dalam debat kedua melawan rivalnya, kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden di Miami, 15 Oktober nanti.

Terdapat sorotan bahwa debat kedua para kandidat bisa jadi tidak akan bisa dijalankan jika petahana masih menderita virus corona.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Trump Tantang Covid-19 | Kim Jong Un Perintahkan Perang 80 Hari

Presiden kembali ke Gedung Putih pada Senin (5/10/2020), setelah menghabiskan tiga malam dirawat di Rumah Sakit Militer Walter Reed.

Segera setelah dia kembali, dia mengunggah dua vodeo yang salah satunya berisi ajakan agar publik "tidak takut" dengan Covid-19.

"Kita akan kembali bekerja. Kita akan kembali ke garis depan. Saya tahu terdapat risiko, terdapat bahaya. Tapi tak apa-apa," kata dia.

Dia juga mengeklaim dia kini merasa "kebal" oleh virus tersebut karena merasa "baik-baik saja". Meski kemudian dia menambahkan kalimat "saya tidak tahu".

Baca juga: Video Trump Kesulitan Bernapas di Gedung Putih, Ahli Sebut Jauh dari Kata Sehat

Sejumlah pakar, termasuk jajarannya seperti Dr Anthony Fauci, mengatakan sang presiden kondisinya bisa kembali memburuk.

Pakar paru-paru Profesor Stephen Holgate menerangkan, Trump bisa kembali menderita virus corona hanya dalam hitungan hari.

"Dia masih dalam gelombang pertama. Yang kedua baru akan datang. Mungkin dia akan diterpa dalam 2-3 hari nanti," ujar Profesor Holgate.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com