Pada era Renaisans dimulailah transisi dari hanya menganggap wanita sebagai objek kesuburan, menjadi objek nafsu dan kecantikan.
Di era ini, wanita ideal digambarkan memiliki payudara yang cukup berisi, perut membulat, pinggul penuh, kulit cerah.
Selama Renaisans Italia, seorang istri memiliki kewajiban untuk mencerminkan status suaminya, baik dalam perilaku maupun penampilan luar.
Tubuh penuh, rambut, dan kulit cerah semuanya dianggap sebagai indikasi kecantikan yang superior.
Ratu Elizabeth yang dimahkotai pada 1558, mengantarkan era kecantikan perempuan dihiasi dengan make up.
Rutinitas berias diri menjadi tren saat itu dan dengan cepat menjadi simbol kelas sosial perempuan.
Semakin pucat kulit seorang perempuan, semakin tinggi status sosialnya. Orang miskin yang harus bekerja di luar tentu akan memiliki warna kulit kecokelatan yang dinilai mengerikan, jadi orang kaya akan memamerkan kulit pucat mereka sebagai simbol kehidupan dalam ruangan yang mewah.
Untuk memamerkan statusnya, Elizabeth mengecat wajahnya dengan lapisan tebal bedak berbahan dasar timah putih, dan pemerah bibir. Anggota masyarakat kelas atas mengikutinya.
Baca juga: Perempuan Berdaya: Sejarah Manikur China Kuno Simbol Kekuasaan Sosial
Ratu Victoria yang mendapatkan mahkotanya pada 1837, menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh untuk mencitrakan kecantikan.
The British Library melaporkan bahwa kecantikan ditampilkan dengan sosok perempuan yang memakai rok lebar berbentuk lonceng atau disebut crinolines. Semakin berpola dan lebar roknya, membuat perempuan semakin terlihat cantik.
Kecantikan pada era 1837 - 1901, perempuan mengencangkan pinggang mereka dengan korset yang ketat untuk memberikan persepsi tentang bentuk tubuh ideal seperti jam pasir.
Dan, menurut BBC, perempuan mendapatkan formasi "di rumah, karena rumah tangga dan menjadi ibu dianggap oleh masyarakat luas sebagai pemenuhan emosional yang cukup bagi perempuan."
Penampilan pucat, lemah, lembut bukan yang menonjol pada era ini, selama perempuan tidak terlihat rapi, kokoh atau kuat dengan korset.
Meski, korset menjadi andalan. Riasan juga sangat diperhatikan oleh perempuan, sekalipun berbahaya.
Timbal, amonia, merkuri, adalah bahan yang umum digunakan. Sebagian perempuan Victoria juga mengetahui bahayanya, tapi mengabaikan efek racun itu.