Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keterlibatan Jerman dalam Aksi Pembantaian Massal Pasca G30S-1965 di Indonesia

Kompas.com - 30/09/2020, 18:13 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

BERLIN, KOMPAS.com - Aksi pembunuhan massal yang dilancarkan Angkatan Darat dan kelompok pendukungnya pasca peristiwa 30 September adalah salah satu tragedi kemanusiaan terbesar Asia di era Perang Dingin.

Sampai sejauh mana keterlibatan Jerman?

Jerman Barat selama era Perang Dingin tahun 1960-an adalah salah satu ujung tombak Sekutu Barat menghadapi pengaruh Uni Soviet dan China.

Tidak heran jika Jerman Barat dan dinas rahasianya juga dikerahkan untuk mendukung kudeta militer di berbagai tempat, dari Chili (1973) sampai Turki (1980).

Namun kudeta militer di Indonesia tahun 1965-1966 adalah yang paling berdarah dalam catatan sejarah era Perang Dingin.

Diperkirakan 500.000 sampai tiga juta orang dibunuh, dari warga yang diduga simpatisan PKI sampai kelompok minoritas yang dianggap condong mendukung China.

Majalah berita terbesar Jerman Der Spiegel, pada tahun 1971 sudah menurunkan berita tentang keterlibatan dinas rahasia Jerman Bundesnachrichtendisenst, disingkat BND, dalam apa yang disebut "operasi penumpasan" PKI.

Baca juga: Soal Film G30S/PKI, Ini Saran Sejarawan UGM untuk yang Belum Pernah Menonton

Spiegel ketika itu menulis, BND telah mendukung dinas intelijen militer Indonesia tahun 1965 untuk memukul kudeta sayap kiri di Jakarta, dengan senapan mesin ringan, radio gelombang pendek, dan uang senilai 300.000 Deutsche Mark.

Beberapa minggu kemudian, Spiegel memberitakan bahwa "seorang komando BND", telah "melatih agen intelijen militer di Indonesia" untuk meringankan beban rekan-rekan CIA yang sedang berada "di bawah tekanan berat propaganda anti-Amerika" di Indonesia.

Instruktur BND itu "memasok senapan Soviet dan amunisi Finlandia" dan bahkan "benar-benar terlibat" dalam "perang saudara" itu.

Sejak Suharto sebagai pelaku utama sejarah meninggal dunia, makin banyak dokumen-dokumen rahasia di luar negeri yang dibuka untuk publik.

Di Jerman, tahun 2014 beberapa anggota dari Partai Kiri mulai melontarkan pertanyaan kepada parlemen mengenai peran Jerman, terutama setelah peran dinas rahasia Amerika Serikat CIA mendukung para jenderal Angkatan Darat untuk menggulingkan Soekarno makin jelas.

Pemerintah Jerman mengirim jawaban setebal delapan halaman, namun membantah "keterlibatan Jerman" dalam peristiwa itu.

Operator intelijen Jerman yang dulu ditempatkan di Jakarta dan disebut dalam berita Der Spiegel adalah Kolonel Rudolf Oebsger Roeder, kemudian dikenal sebagai O.G. Roeder.

Setelah Suharto mengambil alih kekuasaan, dia kemudian menerbitkan biografi tentang Suharto dengan judul: ''The Smiling General'', terbitan Gunung Agung tahun 1969. Edisi Indonesianya berjudul: ''Soeharto, dari Pradjurit Sampai Presiden''.

Baca juga: Fakta Sayur Genjer yang Dikaitkan dengan G30S/PKI, Sejarah sampai Resep

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com