Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Berjanji Bakal Halangi TikTok Kembali Dikuasai China

Kompas.com - 21/09/2020, 22:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menegaskan, dia berjanji akan menghalangi upaya China kembali menancapkan pengaruhnya di aplikasi TikTok.

Komentarnya memunculkan anggapan bahwa kesepakatan yang terjadi akhir pekan lalu hanyalah upaya agar aplikasi itu tak dilarang di sana.

"Deal" yang terjadi melibatkan ByteDance selaku perusahaan induk TikTok, serta salah satu raksasa teknologi di Silicon Valley, Oracle.

Baca juga: Sebelum dapat Restu Trump, TikTok telah Adukan Trump ke Pengadilan Federal Washington

Nantinya, Oracle bakal bertindak sebagai mitra data, dengan perusahaan retail Walmart juga ikut ambil bagian sebagai TikTok Global.

Namun detil perjanjian masih misteri, dengan isu yang harus dibahas berapa pembagian keuntungan di perusahaan baru tersebut.

Lebih penting lagi, siapa nantinya yang bakal mendapatkan kontrol penuh atas data dan algoritma, apakah China ataukah AS.

Kepada Fox News, Trump memastikan dia tidak akan membiarkan ByteDance untuk berkuasa, dan bakal membatalkannya jika skenario itu sampai terjadi.

"Oracle dan Walmart akan berkuasa penuh. Jika sampai kami dapati mereka tak mempunyai kekuasaan, maka kesepakatan itu takkan saya restui," kata dia.

ByteDance, yang berada dalam tekanan Beijing untuk tak menuruti AS, menyatakan mereka akan mengamankan 80 persen saham jika sampai melantai di bursa efek.

Baca juga: Restui Penjualan TikTok ke Oracle dan Walmart, Trump: Fantastis

Mereka mengklaim kesepakatan tersebut tidak termasuk transfer segala algoritma dan data, dan menegaskan laporan yang berkembang hanya rumor.

Namun seperti diberitakan AFP Senin (21/9/2020), Oracle melalui wakil presiden Ken Glueck memberikan penjelasan berbeda.

"Selama pendirian TikTok Global, Walmart/Oracle akan melakukan investasi dengan keuntungan usaha hanya diberikan kepada pemiliknya," ujar dia.

Glueck menyatakan perusahaan AS yang bakal menjadi mayoritas, dengan ByteDance tak bakal mendapatkan status kepemilikan.

Aplikasi berbagi video yang kini menjadi tren di kalangan generasi muda dunia itu menjadi salah satu sumber memanasnya China dan Barat.

Trump kemudian menuding aplikasi tersebut membahayakan keamanan nasional AS karena dijadikan alat pengumpulan data oleh intelijen Beijing.

Baca juga: AS Blokir TikTok, WeChat, dan Huawei, Ini Daftar Balasan China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com