Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 7 Tahun Berharap Mati karena Sering Disiksa Orangtuanya

Kompas.com - 21/09/2020, 21:55 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PUEBLA, KOMPAS.com - Seorang bocah tujuh tahun di Meksiko meminta dokter untuk mati, setelah dia menjadi korban penyiksaan dan kekerasan seksual dari orangtuanya.

Si anak, yang diidentifikasi bernama Yaz, berada dalam kondisi serius di rumah sakit karena disiksa pada 21 Agustus lalu.

Dilaporkan Crime Online, dokter menyatakan Yaz mengalami banyak luka ketika dilarikan ke Rumah Sakit de las Margaritas di Puebla, Meksiko.

Baca juga: Perancis Berniat Selidiki Putra Mahkota Abu Dhabi atas Tuduhan Penyiksaan

Di antaranya adalah pendarahan dalam, paru-parunya rusak, luka bakar baik di tangan maupun punggung, dan tanda-tanda kekerasan seksual.

"Saya ingin mati. Saya tidak ingin pulang ke rumah sehingga orangtua saya bisa terus memukuli saya," kata bocah malang itu kepada dokter.

Bocah tujuh tahun itu dilaporkan langsung dibawa ke rumah sakit oleh tetangga yang kebetulan menyaksikan sendiri penyiksaan itu.

Berdasarkan jaksa penuntut Puebla, orangtua Yaz, Rafael dan Alejandra N, ditangkap dan dijatuhi tuduhan kekerasan dalam rumah tangga dan pengabaian anak.

Sementara si paman masih menjadi buruan karena melakukan kekerasan seksual terhadapnya, diwartakan Daily Mirror Minggu (20/9/2020).

Jurnal Yucatan melaporkan, setidaknya dia mengalami kekerasan dalam tiga kesempatan. Namun, tidak ada yang memberikan perhatian serius.

Baca juga: Ruang Penyiksaan di Belanda ini Akhirnya Berhasil Digerebek Polisi

Pada April, dia harus menjalani operasi karena mengalami luka di usus dan kaki, dengan Rafael mengaku istrinya yang menyebabkannya.

Selain Yaz, kepolisian juga menyelidiki kematian adiknya yang berusia tiga tahun, di mana penyebabnya dilaporkan adalah gagal napas di Juni lalu.

Pembangunan Integritas Keluarga Meksiko (DIF) memutuskan untuk membuka kembali kasus tersebut begitu pemberitaan tentang Yaz mencuat.

Aktivis perempuan Frida Guerrera merespons kasus ini dengan berujar, kemungkinan ibu Yaz juga korban dan takut akan hidupnya.

Dia mengeluhkan seharusnya otoritas di Puebla bisa bergerak sejak Januari, ketika Yaz mengalami tanda-tanda kekerasan seksual.

"Tentunya jika mereka bergerak cepat, bocah itu tak akan di rumah sakit dan adiknya tidak bakal meninggal," jelas Guerrera.

Baca juga: Kekerasan Seksual di Mesir, Melawan Budaya Diam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com