WeChat "sebagian besar dipakai orang China yang mengunjungi atau bekerja di sini, atau oleh orang China-Amerika yang tetap berhubungan dengan kerabat-kerabat mereka," kata William Reinsch dari Pusat Kajian Strategis dan Internasional di Washington.
Penggunanya termasuk ratusan ribu pelajar China di AS yang menggunakannya untuk percakapan online setiap hari.
Trump sering mengklaim WeChat dan TikTok membocorkan data pengguna mereka di AS ke Beijing, tapi dia tidak pernah membeberkan buktinya.
Baca juga: Kalau AS Blokir WeChat, China Akan Boikot Apple
China kemudian menanggapinya dan pada Sabtu (19/9/2020) mengecam "intimidasi" yang dilakukan AS, dengan mengatakan pemblokiran TikTok dan WeChat melanggar norma perdagangan internasional, serta tidak adanya bukti soal ancaman keamanan.
China juga meluncurkan "daftar entitas yang tidak bisa dipercaya" yang dipandang sebagai senjata Beijing untuk membalas AS.
Pemerintahan Trump sendiri telah menggunakan "daftar entitas" untuk memblokir Huawei dari pasar AS, sebelum melakukan hal serupa ke TikTok dan WeChat.
Baca juga: AS Blokir TikTok, WeChat, dan Huawei, Ini Daftar Balasan China
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.