Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hakim Agung AS Ini Meninggal, Dampaknya ke Pertarungan Politik Trump dan Joe Biden

Kompas.com - 19/09/2020, 12:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Hakim Mahkamah Agung AS Ruth Bader Ginsburg, seorang ikon pejuang hak-hak perempuan dan dikenal dekat dengan kaum liberal, meninggal karena kanker pada usia 87 tahun, kata Mahkamah Agung.

Ginsburg meninggal pada hari Jumat karena kanker pankreas yang menyebar. Ia meninggal di rumahnya di Washington, DC, didampingi oleh keluarga, demikian penjelasan dari pernyataan tersebut.

Awal tahun ini, Ginsburg mengatakan ia menjalani kemoterapi karena kankernya kambuh.

Baca juga: Trump Berulah Lagi di Twitter, Retweet Video Editan Biden Olok-olok Polisi

Ia dikenal sebagai seorang feminis terkemuka yang dekat dengan kaum liberal di AS.

Ginsburg adalah hakim tertua dan perempuan kedua yang duduk di Mahkamah Agung, di mana ia menjabat selama 27 tahun.

"Bangsa Kita telah kehilangan ahli hukum yang memiliki reputasi bersejarah," kata Ketua Mahkamah Agung John Roberts dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat. "Kami di Mahkamah Agung telah kehilangan seorang kolega yang disayanginya. Hari ini kami berduka, tetapi dengan keyakinan bahwa generasi mendatang akan mengingat Ruth Bader Ginsburg seperti yang kami kenal - seorang pejuang keadilan yang tak kenal lelah dan tegas."

Sebagai salah satu dari empat hakim liberal di pengadilan, kesehatannya diawasi dengan ketat. Kematian Ginsburg meningkatkan prospek Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, yang mencoba memperluas mayoritas konservatifnya, bahkan sebelum pemilihan umum November.

Baca juga: Jelang Debat Pilpres AS 2020, Joe Biden Bakal Pelajari Komentar Trump

Tanggapan Trump

Pada hari-hari sebelum kematiannya, Ginsburg menyatakan ketidaksetujuannya yang kuat atas tindakan Trump itu. "Keinginan saya yang paling kuat adalah saya tidak akan diganti sampai presiden baru dilantik," tulisnya dalam sebuah pernyataan kepada cucunya, menurut National Public Radio.

Presiden Trump diharapkan untuk mencalonkan pengganti konservatif untuk Ginsburg secepat mungkin, sumber Gedung Putih mengatakan kepada mitra BBC, CBS News.

Trump bereaksi terhadap kematian Ginsburg setelah rapat umum pemilihan di Minnesota, dengan mengatakan,"Saya tidak tahu itu. Ia menjalani kehidupan yang luar biasa, apa lagi yang bisa Anda katakan?"

Ginsburg mengalami serangan kanker sebanyak lima kali, terakhir pada awal tahun 2020. Ia menjalani perawatan rumah sakit beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir, tetapi segera kembali bekerja setiap usai perawatan.

Dalam sebuah pernyataan pada Juli, hakim mengatakan pengobatan kankernya telah membuahkan "hasil positif", ia pun bersikeras tidak akan pensiun.

"Saya sudah sering mengatakan akan tetap menjadi anggota MA selama saya bisa melakukan tugas dengan sepenuh hati," ujarnya. "Saya tetap bisa melakukan tugas itu sepenuhnya."

Baca juga: Pertama Kali dalam 175 Tahun, Majalah Scientific American Dukung Capres AS Biden

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan lawannya di pemilu 2020, mantan Wakil Presiden Joe Biden.AFP Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan lawannya di pemilu 2020, mantan Wakil Presiden Joe Biden.

Apa peran penting Ginsburg?

Hakim Mahkamah Agung AS menjabat seumur hidup atau sampai mereka memilih untuk pensiun, dan para pendukungnya menyatakan keprihatinan bahwa keadilan yang lebih konservatif dapat menggantikan Ginsburg.

Pengadilan tertinggi di AS sering kali menjadi institusi yang memberi keputusan akhir tentang undang-undang yang sangat kontroversial, perselisihan antara negara bagian dan pemerintah federal, dan banding terakhir untuk menghentikan eksekusi.

Dalam beberapa tahun terakhir, pengadilan telah memperluas pernikahan gay ke semua 50 negara bagian, mengizinkan larangan perjalanan Presiden Trump diberlakukan dan menunda rencana AS untuk mengurangi emisi karbon sementara banding diajukan.

Baca juga: Trump Tuding Biden Pakai Obat, Minta Tes Narkoba Sebelum Debat Capres

Meninggalnya Ginsburg akan memicu pertarungan politik tentang siapa yang akan menggantikannya, memicu perdebatan tentang masa depan Mahkamah Agung menjelang pemilihan presiden November.

Donald Trump telah menunjuk dua hakim sejak menjabat, dan pengadilan Mahkamah Agung saat ini dipandang memiliki mayoritas konservatif 5-4 dalam banyak kasus.

Senat AS harus menyetujui hakim baru yang dicalonkan oleh presiden, dan pemimpin mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan pada Jumat malam bahwa jika seorang calon diajukan sebelum pemilihan umum, akan ada pemungutan suara atas pilihan Trump.

Namun penantang Trump dari partai Demokrat Joe Biden mengatakan, "Tidak ada keraguan - biar saya jelaskan - bahwa para pemilih harus memilih presiden dan presiden harus memilih keadilan untuk dipertimbangkan Senat."

Baca juga: Tepis Isu Pemanasan Global, Biden Sebut Trump Pembakar Iklim

Pertarungan politik berisiko tinggi akan segera terjadi

Analisa oleh Jurnalis BBC di Amerika Utara, Anthony Zurcher.

Kematian Ginsburg menyuntikkan tingkat ketidakpastian ke dalam pemilihan presiden yang sangat stabil selama berbulan-bulan. Sekarang, Gedung Putih tidak hanya akan dipertaruhkan pada bulan November, tetapi keseimbangan ideologis dari Mahkamah Agung juga dapat dipertaruhkan.

Itu semua tergantung pada pilihan Presiden Trump dan partai Republik untuk langkah selanjutnya. Mereka dapat mencoba untuk mengisi kursi sebelum akhir tahun, terlepas dari siapa yang memenangkan kursi kepresidenan pada pemilu bulan November, kemungkinan besar menggantikan ikon liberal dengan suara konservatif yang dapat diandalkan.

Atau mereka bisa menunggu dan menahan kursi kosong, sebagai 'hadiah' bagi pemilih konservatif - terutama evangelis yang melihat peluang untuk membatalkan hak aborsi - berkumpul di tempat pemungutan suara untuk presiden.

Baca juga: Kampanye Pemilu AS Dimulai, Biden Ungguli Trump di Swing State Krusial

Mengisi kursi akan membuat marah Demokrat, yang akan mencatat bahwa Partai Republik menolak kesempatan mantan Presiden Barack Obama untuk mengisi kursi kosong pada tahun 2016 selama berbulan-bulan. Di sisi lain, menunggu akan berisiko membiarkan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden menunjuk pengganti Ginsburg pada 2021.

Semua mengindikasikan Partai Republik akan mencoba pilihan pertama. Kekhawatiran akan kemunafikan akan mencair saat janji pengadilan seumur hidup sedang berlangsung.

Bagaimanapun, ini menciptakan pertarungan politik yang brutal dan berisiko tinggi, yang terjadi pada saat AS sudah penuh dengan perselisihan partisan dan tekanan psikologis.

Kombinasi gambar pada 24 September 2019 menunjukkan kandidat presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.AFP/ROBYN BECK, TIMOTHY A. CLARY Kombinasi gambar pada 24 September 2019 menunjukkan kandidat presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Apa warisan Ginsburg?

Selama karir hukum yang termasyhur selama enam dekade, Ginsburg mencapai status selebriti yang tak tertandingi untuk seorang ahli hukum di AS, dihormati oleh kaum liberal dan konservatif.

Orang Amerika Liberal khususnya mengidolakannya karena suara progresifnya pada masalah-masalah sosial yang paling memecah belah yang dirujuk ke Mahkamah Agung, dari hak aborsi hingga pernikahan sesama jenis.

Lahir dari orang tua imigran Yahudi di Brooklyn, New York City, pada tahun 1933, Ginsberg belajar di Harvard Law School, di mana ia adalah satu dari sembilan perempuan di kelas yang terdiri dari sekitar 500 pria.

Baca juga: Donald Trump Sebut Joe Biden Bodoh Sekaligus Disuruh Minta Maaf

Ginsburg tidak menerima satu pun tawaran pekerjaan setelah lulus, meskipun menduduki peringkat teratas di kelasnya. Tapi Ginsburg bertahan, bekerja di berbagai pekerjaan dalam profesi hukum sepanjang tahun 1960-an dan seterusnya.

Pada tahun 1972, Ginsburg ikut mendirikan Proyek Hak Perempuan di American Civil Liberties Union (ACLU). Pada tahun yang sama, Ginsburg menjadi profesor perempuan tetap pertama di Columbia Law School.

Pada tahun 1980, Ginsburg dinominasikan ke Pengadilan Banding Amerika Serikat untuk Distrik Columbia sebagai bagian dari upaya mantan Presiden Jimmy Carter untuk mendiversifikasi pengadilan federal. Meskipun Ginsburg sering digambarkan sebagai sosok yang liberal, hari-harinya di pengadilan banding ditandai dengan moderasi.

Ginsburg diangkat ke Mahkamah Agung oleh mantan Presiden Bill Clinton pada tahun 1993 dan menjadi hakim kedua dari empat hakim perempuan yang dikonfirmasi ke pengadilan.

Menjelang akhir hidupnya, Ginsburg menjadi ikon nasional. Karena perbedaan pendapatnya, Ginsburg dijuluki RBG oleh penggemarnya - diilhami dari anggukan mendiang rapper The Notorious BIG.

Julukan itu memperkenalkan Ginsburg kepada generasi baru feminis muda, mengubahnya menjadi tokoh yang dikultuskan.

Baca juga: Kunjungi Kenosha, Joe Biden Temui Keluarga Jacob Blake yang Ditembak hingga 7 Kali

Reaksi berbagai tokoh

Mantan presiden, politisi veteran, dan ahli hukum senior termasuk di antara mereka yang berduka atas kehilangan Ginsburg pada hari Jumat. Mereka memuji penghargaannya dan memuji komitmennya terhadap hak-hak perempuan.

Mantan Presiden Jimmy Carter memanggilnya "perempuan yang benar-benar hebat" dalam sebuah pernyataan, "Pikiran hukum yang kuat dan pendukung setia kesetaraan gender, ia telah menjadi mercusuar keadilan selama kariernya yang panjang dan luar biasa. Saya bangga memilikinya. mengangkatnya ke Pengadilan Banding AS pada 1980. "

Memuji "mengejar keadilan dan kesetaraan", mantan Presiden George W Bush mengatakan Ginsburg "menginspirasi lebih dari satu generasi perempuan dan anak perempuan".

Hillary Clinton, tokoh Demokrat yang mencalonkan diri melawan Presiden Trump dalam pemilihan presiden 2016, mengatakan ia terinspirasi Ruth Bader Ginsburg.

Politisi konservatif juga memberikan penghormatan kepada Ginsburg.

"Dengan sangat sedih saya mengetahui wafatnya Justice Ginsburg," kata Senator Republik Lindsay Graham di Twitter. "Justice Ginsburg adalah perintis yang memiliki hasrat luar biasa untuk perjuangannya. Dia melayani dengan hormat dan terhormat sebagai anggota Mahkamah Agung."

Eric Trump, putra Presiden Trump, mengatakan Ginsburg adalah "perempuan luar biasa dengan etos kerja yang menakjubkan". "Dia adalah seorang pejuang dengan keyakinan sejati dan dia sangat saya hormati! #RIP," tulisnya di twitter.

Baca juga: Joe Biden: Saya Ingin AS Aman dari Donald Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Global
Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com