Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Mengaku Ingin Bunuh Presiden Suriah Bashar al-Assad

Kompas.com - 16/09/2020, 05:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Guardian,AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan, dia pernah berniat membunuh Presiden Suriah Bashar al-Assad pada 2017.

Namun dalam wawancaranya dengan Fox & Friends, presiden dari Partai Republik itu menuturkan niatnya dicegah menteri pertahanan saat itu, Jim Mattis.

Dalam wawancaranya, Trump menerangkan dia sudah mempunyai persiapan untuk membunuh Bashar al-Assad, dan tinggal mengeksekusinya.

Baca juga: Tak Cukup Assad dan Istrinya, Putra Remaja Presiden Suriah Ini Juga Dikenai Sanksi AS

"Mattis tidak ingin melakukannya. Dia adalah jenderal yang terlalu dilebih-lebihkan performanya. Jadi saya mendepaknya," kata dia.

Pengungkapan itu memperkuat laporan dari jurnalis veteran AS, Bob Woodward, dalam bukunya "Fear: Trump in the White House" pada 2018.

Saat itu, presiden 74 tahun tersebut ingin melenyapkan Assad setelah dia melancarkan serangan kimia kepada warga sipil pada April 2017.

"Mari kita bunuh dia! Mari kita masuk, dan bunuh semua bajingan itu," kata sang presiden kepada Mattis seperti dituliskan Woodward.

Namun seperti diberitakan The Guardian saat itu, para pembantunya tahu bahwa langkah tersebut hanya akan memberi dampak buruk ke depannya.

Jadi, Mattis pun memberitaaunya bahwa dia "akan melakukannya". Namun, alih-alih dia hanya mengusulkan serangan udara skala kecil yang tak bakal membahayakan Assad.

Baca juga: AS Beri Sanksi kepada Istri Presiden Suriah Bashar Assad

Begitu buku itu beredar, presiden ke-45 AS tersebut langsung membantahnya. "Hal itu sama sekali tak terpikirkan," bebernya pada 5 September 2018.

Dilansir AFP Selasa (15/9/2020), dia melanjutkan tidak menyesali keputusan di mana dia tidak jadi mengeksekusi pembunuhan Assad.

Taipan real estate itu berujar, selama ini dia hanya memandang Bashar al-Assad sebagai sosok tidak baik, hingga dia berambisi untuk membunuhnya.

"Namun Mattis menentangnya. Mattis hampir selalu menentang apa pun yang saya rencanakan tentang itu (Assad)," jelas Trump.

Assad berkuasa di Suriah sejak Juli 2000, di mana pada 2011, negaranya mengalami perang sipil yang terus berlangsung sampai saat ini.

Selama ini, pemerintahannya dituding melakukan kejahatan seperti penyiksaan, eksekusi ekstrayudisial, pemerkosaan, hingga penggunaan senjata kimia.

Baca juga: AS Minta Rezim Assad dan Sekutunya Hentikan Kekejaman di Idlib

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com