Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Beri Peringatan Setelah Diancam oleh Trump

Kompas.com - 15/09/2020, 18:56 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran melontarkan peringatan setelah Presiden AS Donald Trump memberikan ancaman, menyusul kabar adanya rencana pembunuhan duta besarnya di Afrika Selatan.

Peringatan itu disuarakan Ali Rabiei, juru bicara Teheran dalam pernyataan yang disiarkan oleh stasiun televisi setempat.

"Kami berharap mereka tidak melakukan kesalahan strategis lain. Karena jika mereka melakukannya, mereka akan melihat balasan tegas Iran," ujar Rabiei.

Baca juga: Trump: Setiap Serangan dari Iran akan Dibalas 1.000 Kali Lebih Dahsyat

Dia merespons pernyataan Trump pada Senin (14/9/2020), di mana AS bakal bakal membalas "1.000 kali lebih kuat" serangan yang dilancarkan Teheran.

Dilansir AFP Selasa (15/9/2020), ucapannya menyikapi laporan bahwa Duta Besar AS untuk Afrika Selatan, Lana Marks, bakal dibunuh.

Dalam laporan media AS, dengan mengutip sumber, menyebutkan Teheran berencana melenyapkan Marks jelang Pilpres pada 3 November mendatang.

"Berdasarkan laporan pers, mereka berniat menyerang AS sebagai balasan atas kematian Qasem Soleimani," ujar Trump dalam kicauannya.

"Setiap serangan Iran, dalam bentuk apa pun, terhadap AS bakal dibalas 1.000 kali lebih kuat," jelas presiden berusia 74 tahun itu.

Baca juga: Laporan Intelijen: Iran Berencana Eksekusi Dubes AS untuk Afrika Selatan

Rabiei menyesalkan, mengapa sekelas presiden negara yang bertindak sebagai polisi dunia bisa membuat klaim yang tergesa-gesa dan didasarkan bukti lemah.

Dia kemudian memperingatkan setiap ancaman yang dilontarkan terhadap negaranya hanya akan mengganggu perdamaian Timur Tengah dan dunia.

Rabiei lalu menyarankan kepada Trump untuk berhenti "dan menarik diri dari segala petualangan negatifnya" demi terpilih lagi.

Bantah plot membunuh Dubes AS

Kementerian luar negeri sendiri membantah plot tersebut, dan menyatakan laporan itu hanyalah "klaim karatan" dan dilakukan berulang demi menciptakan stigma negatif atas mereka.

Baca juga: Bahas Sanksi Trump, Iran dan AS Akan Duel di Pengadilan Tinggi PBB

Relasi negara sendiri sebenarnya sudah memburuk sejak revolusi 1979. Namun semakin mengkhawatirkan sejak Trump menjabat pada Januari 2017.

Secara sepihak pada Mei 2018, dia menarik Washington dari perjanjian nuklir 2015, dan kemudian menjatuhkan serangkaian sanksi kepada Teheran.

Pekan lalu, Angkatan Laut Iran mengklaim mereka mengusir pesawat AS yang terbang terlalu dekat dengan lokasi latihan mereka di Selat Hormuz.

Mereka menyatakan tiga pesawat terdeteksi, salah satunya adalah drone RQ-4 yang disebut dijatuhkan Teheran pada Juni tahun lalu.

Baca juga: Bahrain-Israel Damai: Mesir Gembira, Turki dan Iran Murka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com