Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Memangnya, Siapa yang Mau Pergi ke India?" Sindir Netizen China soal Aturan Visa India

Kompas.com - 12/09/2020, 11:24 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Netizen China sekali lagi merasakan 'ketidakramahan' pemerintah India di tengah ketegangan perbatasan China-India dan wabah virus corona.

Dikutip Global Times, Jumat (12/9/2020) pemerintah India kini telah membuat serangkaian aturan visa baru terkait warga China.

Menurut India Times, China termasuk dalam "Negara-negara Kategori Rujukan Sebelumnya" bersama dengan 33 negara lain seperti Iran, Bangladesh, Afghanistan dan Pakistan yang warganya tidak bisa punya visa turis untuk beberapa kali dalam jangka waktu 5 tahun.

Baca juga: Konflik Perbatasan China-India Berkepanjangan, Panglima India: Bisa Selesai dengan Pembicaraan

Kementerian Dalam Negeri India telah memberlakukan ketentuan khusus untuk orang-orang China yang memiliki visa bisnis, termasuk melaporkan kepada otoritas pendaftaran orang asing.

Meskipun media India mengatakan ketentuan itu dibuat untuk beradaptasi dengan situasi di tengah Covid-19, beberapa pengamat mengatakan tidak masuk akal bagi negara yang terdampak pandemi paling parah seperti India untuk memberlakukan pembatasan visa kepada orang-orang dari China, negara teraman di dunia di tengah pandemi versi Global Times.

Langkah India telah menarik banyak perhatian online, dengan lebih dari 250 juta penayangan di Sina Weibo sebuah media sosial China.

Baca juga: Buntut Konflik Panjang dengan AS, Begini Nasib TikTok Sekarang

Dan banyak netizen yang mengatakan India bukan tujuan yang menarik bagi turis China karena sanitasi yang buruk dan tatanan sosial yang kacau.

Dalam jajak pendapat online yang diluncurkan pada Kamis malam oleh selebritas online bertajuk "Adakah orang [China] yang ingin mengunjungi India,".

Dari jajak pendapat itu, sebanyak 162.000 netizen China memilih jawaban "Tidak," sementara 3.300 lain mengatakan "tergantung," dan 3.300 netizen lainnya memilih "Ya, "mulai pukul 13.00 Jumat kemarin (11/9/2020).

"Langkah India sebenarnya adalah perlindungan bagi rakyat China, terutama di tengah pandemi Covid-19," seorang pengguna internet mengejek di Weibo.

Baca juga: Konflik China-India, 2 Negara Berlomba Bangun Infrastruktur di Perbatasan Himalaya yang Jadi Sengketa

India melaporkan lebih dari 95.000 infeksi Covid-19 domestik baru pada hari Kamis, sehingga totalnya menjadi 4,47 juta, sekitar 16 persen dari kasus global.

India secara aktif memprovokasi China dan merusak hubungannya sendiri dengan China, menurut Global Times.

Setelah melarang 59 aplikasi China pada bulan Juni, pemerintah India memblokir 118 aplikasi lainnya karena ketegangan di perbatasan China-India meningkat.

Selama ini pihak China mengaku telah menahan diri soal konflik perbatasan. Menurut Sun Shihai, seorang pakar di Pusat Penelitian Asia Selatan, Universitas Sichuan, China, baik China maupun India perlu sama-sama tenang dan menghindari kerusakan jangka panjang pada hubungan bilateral mereka.

Pendapat itu dikemukakan setelah Menteri Luar Negeri China dan India berjumpa di Moskwa, Rusia pada Kamis kemarin, (10/9/2020) untuk mencapai konsensus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com