TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (11/9/2020) mengumumkan kesepakatan normalisasi hubungan antara negaranya dengan Bahrain.
Kesepakatan ini kembali memantik kecaman dari Palestina, tak sampai sebulan setelah UEA kembali menjalin hubungan diplomatik dengan negara Yahudi itu.
"Warga Israel, saya tergerak untuk dapat memberitahu Anda bahwa malam ini, kami mencapai kesepakatan damai dengan negara Arab lainnya, Bahrain."
"Kesepakatan ini setelah perdamaian bersejarah dengan Uni Emirat Arab," kata Netanyahu dalam pernyataan berbahasa Ibrani yang dikutip AFP.
Baca juga: Liga Arab Tolak Permintaan Palestina untuk Kecam Normalisasi Hubungan UEA-Israel
Spekulasi telah merebak di kalangan media Israel, bahwa kesepakatan damai dengan Bahrain akan terjalin hari itu.
Perjanjian damai ini juga diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, dan dikonfirmasi pejabat senior Bahrain.
Dengan demikian Bahrain menjadi negara Teluk kedua dan negara Arab keempat yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Baca juga: Perjanjian Bersejarah UEA-Israel Bakal Ditandatangani di AS
Sebelumnya Mesir telah berdamai dengan Israel pada 1979 dan Yordania menyusul pada 1994.
Kemudian UEA mengikuti jejak kedua negara tersebut pada 13 Agustus 2020.
"Kami membutuhkan waktu 26 tahun untuk beralih dari perjanjian damai kedua menjadi yang ketiga... tetapi 29 hari untuk beranjak dari perjanjian damai negara Arab ketiga menjadi yang keempat," ucap Netanyahu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.