Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berencana Pantau Aktivitas Rakyat Lewat Medsos, Polisi Filipina Dikritik

Kompas.com - 07/09/2020, 11:29 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

MANILA, KOMPAS.com – Kepolisian Filipina berencana untuk memantau aktivitas media sosial rakyat Filipina untuk menegakkan aturan karantina.

Namun rencana tersebut menuai kritik dari netizen dan sejumlah aktivis sebagaimana dilansir dari Reuters, Minggu (6/9/2020).

Mereka menyebut Kepolisian Filipina bersikap sewenang-wenang dan menerapkan standar ganda jika rencana tersebut benar-benar terlaksana.

Letnan Jenderal Polisi Guillermo Eleazar, kepala satuan tugas yang menegakkan protokol karantina, memperingatkan adanya denda dan hukuman bagi orang-orang yang melanggar tindakan pencegahan penyebaran virus corona.

Baca juga: Filipina Umumkan Identitas Pelaku Bom Bunuh Diri yang Tewaskan 14 Orang di Jolo

Sementara itu, pelanggar larangan meminum minuman keras juga akan menghadapi dakwaan tambahan.

"Polisi dapat menggunakan unggahan publik di media sosial sebagai petunjuk. Ini akan melampaui operasi visibilitas polisi dan akan melengkapi laporan yang kami dapatkan dari hotline polisi," kata Eleazar kepada Reuters melalui sambungan telepon.

Manila mengakhiri putaran kedua penerapan karantina yang ketat pada 19 Agustus untuk meningkatkan aktivitas bisnis.

Namun pemerintah mewajibkan rakyatnya untuk memakai masker di depan umum dan menerapkan jaga jarak 1 meter.

Baca juga: Wanita Indonesia Disebut Pelaku Bom Bunuh Diri di Filipina Selatan yang Tewaskan 14 Orang

Sementara itu kelompok anak-anak, orang tua, dan wanita hamil didesak untuk tinggal di rumah.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Bayan, Renato Reyes, mengatakan polisi ingin mengubah pandemi virus corona menjadi negara polisi.

“Di mana setiap tindakan diawasi oleh pihak berwenang," tulis Sekjen dari kelompok aktivis sayap kiri tersebut di akun Twitter-nya.

Rencana pemantauan media sosial oleh polisi dilontarkan Kepolisian Fipilipina pada Sabtu (5/9/2020).

Baca juga: Buntut Ledakan di Filipina, Penerapan Darurat Militer Diajukan

 

Para aktivis mengatakan rencana itu menunjukkan standar ganda setelah seorang kepala polisi diizinkan untuk mempertahankan jabatannya meskipun melanggar larangan pertemuan pada Mei.

Foto-foto di Facebook menunjukkan Debold Sinas, kepala polisi Wilayah Ibu Kota, merayakan ulang tahunnya bersama dengan lusinan orang tanpa masker duduk berdekatan.

Foto itu juga menunjukkan sejumlah kaleng bir di meja makan meski ada larangan meminum alkohol.

Sinas telah meminta maaf atas kejadian tersebut. Eleazar mengatakan kasus pidana dan administrasi telah diajukan terhadap Sinas atas insiden tersebut.

Filipina telah mencatat 234.570 kasus virus corona terkonfirmasi dengan 3.790 kematian akibat Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com