Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumber Korsel Sebut Kim Yo Jong Kemungkinan Telah Ambil Alih Kuasa Korut Saat Ini

Kompas.com - 26/08/2020, 08:37 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber CNN

PYONGYANG, KOMPAS.com - Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, secara efektif dikabarkan tengah menggantikan posisi sang kakak di Korea Utara, menurut sebuah sumber tepercaya dari Seoul, Korea Selatan, berdasarkan keterangan Menteri Pertahanan Korea Selatan.

Dilansir CNN, jika benar perkembangannya sudah sampai sejauh itu, maka status Kim Yo Jong sebagai tokoh terkuat setelah Kim Jong Un semakin menguat.

Kepada anggota parlemen di Majelis Nasional pada Selasa kemarin, Menteri Pertahanan Korsel Jeong Kyeong-doo mengatakan bahwa Kim Yo Jong kemungkinan kini bertanggung jawab atas Departemen Organisasi dan Bimbingan (OGD) Partai Buruh (WPK) yang berkuasa di Korut.

Sebuah badan partai yang menangani indoktrinasi ideologis, organisasi partai, dan pengangkatan politik.

Pakar mengatakan, OGD juga bertanggung jawab memantau lebih kurang 3 juta anggota partainya dan memastikan bahwa mereka setia kepada Kim Jong Un serta menghormati ajaran-ajaran rezim Korea Utara.

Baca juga: Pakar Sebut jika Kim Yo Jong Berkuasa, Dia Bisa Lebih Buruk dari Kakaknya Kim Jong Un

Selama bertahun-tahun, Kim Yo Jong telah dipercaya membantu dan menjadi wanita kepercayaan sang kakak, Pemimpin Tertinggi Korut.

Dia sebelumnya bekerja sebagai salah satu propagandis Korut terkemuka dan kini menjadi alternatif bagi Polit Biro, badan senior Partai Buruh yang berkuasa.

Sementara Korea Utara dan partai yang memimpin tidak mengumumkan perubahan kepemimpinan, para pakar dan analis telah berspekulasi sebelumnya bahwa Kim Yo Jong kemungkinan akan bertanggung jawab soal OGD awal tahun ini berdasarkan portofolionya yang terus meningkat seiring dengan tanggung jawab yang dia emban.

Jeong, Menteri Pertahanan Korsel, mengatakan bahwa Kim kini muncul untuk memainkan peran penting dalam membentuk kebijakan terhadap Korsel dan Amerika Serikat (AS).

Komentar Jeong itu muncul bersamaan dengan penilaian pada pekan lalu oleh Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan bahwa Kim Jong Un telah memutuskan untuk mendelegasikan lebih banyak kekuasaannya kepada pejabat senior di sekitarnya, termasuk Kim Yo Jong, untuk meringankan beban kerjanya.

Baca juga: Pakar Sebut Kim Jong Un Bisa Dikudeta Adiknya Sendiri, Kim Yo Jong

Pembicaraan tentang meningkatnya peran Kim Yo Jong dalam politik Korea Utara sebelumnya juga telah memicu spekulasi tentang kesehatan kakaknya.

Kim Jong Un memang secara historis memiliki jadwal yang melelahkan yang dipenuhi dengan penampilan publik, tetapi dia menghilang beberapa kali dari mata publik awal tahun ini, dan terkadang menghilangnya itu sampai berminggu-minggu.

Kim Jong Un kerap dirumorkan sakit, bahkan telah meninggal dunia, beberapa waktu lalu karena memiliki gaya hidup yang tidak sehat.

Beberapa pakar percaya bahwa profil Kim Yo Jong sedang naik daun karena menjadi bagian dari kampanye publisitas yang dilakukan media Pemerintah Korut dengan cermat.

Publisitas itu menandakan bahwa Kim Yo Jong tengah dipersiapkan untuk "sesuatu" meski pakar enggan mengaitkan dengan spekulasi soal kematian Kim Jong Un.

Meski begitu, tidak ada tanda-tanda bahwa kekuasaan Kim telah mereda, demikian ujar Jeong.

Perwakilan Kim Byung-kee, yang menghadiri briefing NIS pekan lalu, mengatakan, dia diberitahu bahwa Kim Jong Un masih merupakan otoritas tertinggi di Korea Utara dan menjalankan "kekuasaan absolut".

Ketika ditanya tentang potensi rencana suksesi Kim Jong Un, Jeong mengatakan kepada anggota parlemen Korea Selatan pada Senin kemarin bahwa "tidak pantas bagi saya untuk secara resmi berbicara soal itu."

Baca juga: Kim Yo Jong, Adik Kim Jong Un yang Mulai Unjuk Gigi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com