Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi 10 Bulan Krisis Lebanon: Ekonomi Kolaps, Demo Besar, dan Mundurnya Para Menteri

Kompas.com - 11/08/2020, 12:27 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BEIRUT, KOMPAS.com - Mundurnya Perdana Menteri (PM) Lebanon Hassan Diab menambah panjang gejolak krisis di Lebanon, yang kian parah dalam 10 bulan terakhir.

Kondisi tak kondusif ini semakin runyam dengan insiden ledakan dahsyat di Beirut, ibu kota negara tersebut.

Massa kemudian meluapkan amarahnya, menuding pemerintah yang korup menjadi biang keladi bencana ini.

Berikut adalah kronologi krisis Lebanon selama 10 bulan terakhir, sejak meletusnya demonstrasi besar pada Oktober 2019, yang disadur dari AFP.

Baca juga: Resmi, PM Lebanon Hassan Diab Mundur Buntut dari Ledakan Beirut

1. Kerusuhan anti-rezim

17 Oktober: Demonstrasi besar pecah, dipicu oleh pemerintah yang mengumumkan rencana pajak pada aplikasi perpesanan termasuk WhatsApp.

Dengan perekonomian yang sudah berada dalam krisis, banyak yang memandang pemungutan pajak ini adalah jalan pintas pemerintah.

Ribuan orang kemudian membanjiri jalanan Beirut dan kota-kota lain, meneriakkan yel-yel "rakyat menuntut jatuhnya rezim".

Pemerintahan Lebanon yang kala itu dipimpin Saad Hariri kemudian membatalkan pajak tersebut, tetapi kerusuhan kadung membesar secara nasional sampai melibatkan ratusan ribu orang, melintasi garis sektarian, untuk melawan ketidakbecusan dan korupsi pemerintah.

29 Oktober: PM Saad Hariri mengundurkan diri dan rakyat merayakannya di jalanan.

Baca juga: Karut-marut Beirut: Usai Dihantam Ledakan, Kini Diserbu Ribuan Demonstran

2. Permintaan bantuan asing ditolak

11 Desember: Pada konferensi di Paris, Perancis, Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain menolak permohonan bantuan mendesak dari Lebanon.

Seorang pengunjuk rasa yang terluka dievakuasi saat protes menyusul ledakan yang terjadi pada hari Selasa, di Beirut, Lebanon, Sabtu (8/8/2020). Unjuk rasa tersebut merupakan bentuk kemarahan warga kepada pemerintah Lebanon yang dianggap lalai, menyusul ledakan besar di Beirut pada 4 Agustus lalu yang merenggut ratusan korban jiwa.ANTARA FOTO/REUTERS/HANNAH MCKAY Seorang pengunjuk rasa yang terluka dievakuasi saat protes menyusul ledakan yang terjadi pada hari Selasa, di Beirut, Lebanon, Sabtu (8/8/2020). Unjuk rasa tersebut merupakan bentuk kemarahan warga kepada pemerintah Lebanon yang dianggap lalai, menyusul ledakan besar di Beirut pada 4 Agustus lalu yang merenggut ratusan korban jiwa.
Krisis ekonomi kemudian memburuk dengan PHK massal, pembatasan drastis di perbankan, dan jatuhnya nilai mata uang pound Lebanon.

3. Perdana menteri baru

19 Desember: Presiden Michel Aoun menunjuk Hassan Diab, akademisi yang namanya kurang populer di masyarakat, untuk menjadi perdana menteri baru Lebanon.

Diab mendapat dukungan dari Hezbollah.

Para demonstran kemudian berkumpul lagi untuk menentang penunjukan itu, dan berubah menjadi kerusuhan pada Januari.

Bentrokan antara para pengunjuk rasa dengan polisi menyebabkan ratusan orang luka-luka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com