Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat China Ejek Sanksi AS, Tawarkan Rp 1,4 Juta kepada Trump

Kompas.com - 08/08/2020, 19:07 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

HONG KONG, KOMPAS.com - Kepala Kantor Penghubung China dengan Hong Kong Luo Huining mengejek sanksi yang diumumkan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah pejabat China dan Hong Kong.

Diberitakan sebelumnya AS menjatuhkan sanksi kepada 11 pejabat dari China dan Hong Kong dengan membekukan aset mereka di AS dan menyita kepemilikan properti di AS.

Oleh karena itu, Luo berniat mengejek sanksi tersebut dengan berniat mengirimkan 100 dollar AS (Rp 1,4 juta) kepada presiden AS Donald Trump agar dapat dibekukan.

“(Saya) termasuk ke dalam daftar sanksi AS berarti saya telah melakukan apa yang harus saya lakukan untuk bangsa dan Hong Kong,” ujar Luo dalam situs resmi Kantor Penghubung China dengan Hong Kong.

Baca juga: Makin Panas, AS Jatuhkan Sanksi kepada Pejabat China dan Hong Kong

Luo sendiri dicap sebagai tokoh paling senior di Hong Kong sebagaimana dilansir dari The Guardian, Sabtu (8/8/2020).

“Bukankah 'sanksi' itu sia-sia karena saya tidak punya aset di luar negeri? Tentu saja, saya juga dapat mengirim 100 dollar AS (Rp 1,4 juta) kepada Tuan Trump untuk dibekukan," sambung dia.

Dia termasuk di antara 11 pejabat senior China dan Hong Kong yang diberi sanksi AS karena penerapan Undang-undang (UU) Keamanan Nasional di Hong Kong.

Sementara itu Kantor Penghubung China dengan Hong Kong mengirimkan pernyataan terpisah.

Baca juga: Polisi Hong Kong Tangkap 4 Pelajar dengan Tuduhan Separatisme

"Jika AS yakin apa yang mereka sebut sanksi akan memaksa China untuk berkompromi, maka mereka telah membuat perhitungan yang salah," bunyi pernyataan tersebut.

Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) telah menjatuhkan sanksi kepada Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam dan 10 pejabat tinggi lainnya dari Hong Kong dan China.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan sanksi tersebut menargetkan mereka yang merusak otonomi Hong Kong.

“AS bersama dengan rakyat Hong Kong,” kata Mnuchin sebagaimana dilansir dari BBC.

Baca juga: Inggris Tangguhkan Ekstradisi dengan Hong Kong, Begini Peringatan China

Bukanlah hal yang biasa bagi Washington menjatuhkan sanksi langsung bagi pejabat suatu negara atau wilayah.

Beberapa pejabat yang mendapatkan sanksi langsung dari AS sebelum ini adalah Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Sanksi tersebut dijatuhkan di bawah perintah eksekutif yang ditandatangani Donald Trump bulan lalu.

Baca juga: China Ancam Beri Sanksi Balasan kepada AS karena Tanda Tangani UU Otonomi Hong Kong

China membela penerapan UU Keamanan Nasional di Hong Kong dengan menyatakan bahwa hal itu diperlukan untuk menghentikan campur tangan asing di Hong Kong dan protes pro-demokrasi yang sering kali disertai kekerasan.

Pemerintah AS juga menjatuhkan sanksi kepada pejabat senior Partai Komunis China, perusahaan China, dan organisasi pemerintah paramiliter yang diduga terlibat dalam kerja paksa dan pelanggaran lainnya di wilayah Xinjiang barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com