Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janjikan Galang Dana untuk Lebanon, Presiden Perancis Minta Lebanon Buat "Tatanan Politik Baru"

Kompas.com - 07/08/2020, 13:18 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

BEIRUT, KOMPAS.com - Presiden Perancis, Emmanuel Macron melalukan pertemuan dengan Presiden Lebanon, Michel Aoun pada Kamis (6/8/2020), selang 2 hari pasca-ledakan dahsyat yang mengguncang ibu kota Beirut hingga menewaskan sedikitnya 137 orang dan sekitar 5.000 orang luka-luka.

Melansir Associated Press pada Kamis (6/8/2020), setelah pembicaraan itu berlangsung, Macron mengumumkan negaranya akan menyelenggarakan konferensi dalam beberapa hari ke depan dengan para donatur dari Eropa, Amerika, Timur Tengah, dan donatur lainnya untuk mengumpulkan dana pengadaan makanan, obat-obatan, perumahan, dan bantuan mendesak lainnya.

Namun, ia memperingatkan elit politik Lebanon bahwa dia tidak akan memberikan "cek kosong ke sistem yang tidak lagi memiliki kepercayaan dari rakyatnya." Sehingga, ia meminta mereka untuk membuat "tatanan politik baru".

Baca juga: Kunjungi Lokasi Kejadian Ledakan Besar Lebanon, Presiden Perancis Jadi Sasaran Pelampiasan Emosi Warga

Ia menjanjikan “tata kelola yang jelas dan transparan”, jadi bantuan langsung masuk ke masyarakat dan kelompok penyalur bantuan.

Perancis yang sempat menjadi negara penguasa kolonial Lebanon, menampilkan pemerintaha Perancis sebagai pihak yang dapat mendorong adanya perubahan dalam kepemimpinan Lebanon.

Setelah mengunjungi pelabuhan yang hancur, Macron berjalan melewati salah satu lingkungan yang paling parah terkena dampak ledakan, yaitu Gemmayzeh.

Menyusuri jalan sempit yang dipenuhi puing-puing bangunan, warga berkumpul mengerumuninya dan meluapkan kemarahan mereka, meneriakkan, "Revolusi!" dan "Rakyat ingin menjatuhkan rezim!", slogan yang digunakan pada protes massal tahun lalu.

Baca juga: Eks Kapten Kapal Rhosus Sebut Ledakan di Pelabuhan Beirut Kesalahan Pemerintah Lebanon

Macron mengatakan kepada mereka bahwa dia akan mengusulkan "pakta politik baru" ketika dia bertemu pemerintah nanti.

Kemudian, dia menambahkan, "Saya akan kembali pada 1 September dan jika mereka tidak dapat melakukannya, saya akan tetap bertanggung jawab kepada Anda."

Dia juga berjanji bahwa bantuan Perancis akan diberikan dengan transparans dan "tidak akan jatuh ke tangan koruptor".

Di tengah hiruk-pikuk itu, seorang wanita berteriak pada Macron, “Anda duduk dengan panglima perang. Mereka telah memanipulasi kami selama setahun terakhir," teriaknya.

Baca juga: Eks Kapten Kapal Rhosus yang Bawa 2.750 Ton Amonium Nitrat Kaget Soal Ledakan di Lebanon

Macron menjawabnya, "Saya di sini bukan untuk membantu mereka. Saya di sini untuk membantu Anda."

Terharu dengan janji Macron, wanita itu berpelukan dengan pemimpin Perancis yang menjabat sejak 2017 itu.

Sementara itu, tidak ada politisi tinggi Lebanon yang melakukan kunjungan di daerah permukiman yang rusak akibat ledakan di Beirut.

Presiden Michel Aoun dan para pejabatnya, pasca-ledakan terjadi, dikabarkan hanya mengunjungi pelabuhan yang luluh lantak itu.

Baca juga: Ledakan Lebanon, Pakar Khawatir 170 Situs Berisi Amonium Nitrat di Australia

Beberapa jam setelah Macron meninggalkan Gemmayzeh, Menteri Kehakiman, Marie-Claude Najm mencoba berkunjung ke kawasan permukiman.

Namun, Claude Najm hanya mendapati sikap penolakan dari para warga setempat. Ia diusir oleh pengunjuk rasa.

“Mundur, penjahat! Apakah yang Anda terima kurang, jika saudara perempuan Anda termasuk di antara mereka yang terbunuh?" teriak salah seorang pengunjuk rasa kepadanya.

Saat dia hendak menjawab, yang lain menyemprotnya dengan selang air. Dia pergi saat pengunjuk rasa meneriakkan, "Revolusi!" dan "Mundur."

Baca juga: Segera Mengirim Bantuan Apa Pun yang Dibutuhkan, Diaspora Lebanon: Hati Kita untuk Lebanon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com