Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump soal Ledakan di Beirut, Lebanon: Mungkin Itu Serangan, tetapi...

Kompas.com - 06/08/2020, 08:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menyatakan, ledakan di Beirut, Lebanon, tidak ada yang bisa menjabarkannya secara pasti.

Sebanyak 135 orang tewas dengan 5.000 lainnya terluka, dengan pemerintah setempat menyatakan 2.750 amonium nitrat yang disimpan di gudang pelabuhan jadi penyebab utama.

Pada Selasa (4/8/2020), Trump disorot karena menyebut ledakan yang terjadi di Beirut karena "semacam bom", mengutip keterangan "jenderal" AS.

Baca juga: Ledakan di Beirut, Lebanon, Trump Menduga karena Serangan

"Itu kelihatannya serangan yang mengerikan," ujar presiden berusia 74 tahun itu kepada awak media saat berada di Gedung Putih.

Namun, dilansir dari AFP, Rabu (5/8/2020), dia menuturkan, penyebab pasti insiden itu masih belum diketahui, seraya menyatakan dukungan AS bagi Lebanon.

"Saya bisa mengatakan apa pun yang terjadi, ini sangat mengerikan. Tetapi, mereka masih belum tahu. Belum ada yang mengetahuinya," kata dia.

Dia kemudian mempertanyakan jika ada yang menyebut itu kecelakaan. Dia merujuk kepada amonium nitrat dalam jumlah besar yang disimpan dalam gudang.

"Seseorang... menaruh bahan peledak mengerikan dan kejadiannya terjadi. Mungkin itu penyebabnya. Mungkin juga karena serangan. Saya kira belum ada yang tahu. Saya mendengar dua versi," tuturnya.

Pernyataan Trump itu terjadi setelah Pentagon menolak untuk mengonfirmasi "jenderal" mana yang memberikan informasi kepada sang presiden.

Menteri Pertahanan Mark Esper menjelaskan, dia lebih condong pada penyebabnya karena kecelakaan dalam insiden yang juga menewaskan seorang warga AS.

Baca juga: Pejabat Kementerian Pertahanan AS Tolak Klaim Trump Soal Ledakan Besar di Beirut, Lebanon


"Saya masih mengumpulkan informasinya. Sebagian besar yakin insiden itu karena kecelakaan," kata Esper di Forum Keamanan Aspen.

Trump melanjutkan, Washington sampai saat ini merupakan sekutu Lebanon. Meski Hezbollah yang menjadi penguasa dimasukkan sebagai teroris.

"Kami mendukung negara itu. Meski negara itu tengah punya banyak masalah, kami mendukung mereka," jelas pemimpin dari Partai Republik tersebut.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menawarkan bantuan kepada Perdana Menteri Hassan Diab melalui percakapan telepon.

Dalam rilis Kementerian Luar Negeri AS, Pompeo dalam teleponnya menekankan komitmen untuk membantu rakyat Lebanon dalam menangani bencana.

Kemudian, dalam konferensi pers, Pompeo menyatakan, Washington akan membuka bantuan seperti apa yang bakal disalurkan dalam beberapa hari ke depan.

Baca juga: Buntut Ledakan di Beirut, Lebanon, Pejabat Pelabuhan Jadi Tahanan Rumah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com