Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anwar Ibrahim Merasa Ditipu Mahathir Mohamad soal Suksesi PM Malaysia

Kompas.com - 27/07/2020, 20:58 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Tokoh oposisi Anwar Ibrahim menyatakan, dia merasa ditipu Mahathir Mohamad ketika dijanjikan mengenai suksesi perdana menteri.

Dalam wawancara dengan Sin Chew Daily, Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) itu mengungkapkan awalnya dia yakin, Mahathir akan segera memberikannya takhta PM Malaysia.

Sesuai dengan perjanjian politik, Mahathir Mohamad akan menyerahkan jabatannya kepada Anwar Ibrahim setelah dua tahun menjabat.

Baca juga: Mahathir Tegaskan Anwar Ibrahim Tak BIsa Jadi PM Malaysia, Ini Alasannya

"Kami tidak tahu pada awalnya, tapi kini kami mengetahuinya (ditipu)," jelas pemimpin koalisi Pakatan Harapan itu dikutip The Star via Straits Times Senin (27/7/2020).

Sejak berkuasa, Mahathir berulang kali mengubah momen sukses kekuasaan kepada Anwar, di mana yang terakhir adalah selepas pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) November ini.

Pada 24 Februari, eks PM berjuluk Dr M itu mengejutkan publik dengan mengumumkan pengunduran diri tanpa memberi tahu Pakatan Harapan.

Kondisi itu membuat Negeri "Jiran" dilanda krisis politik, berujung kepada kolapsnya Pakatan dan membuat agendanya menjadi PM kandas.

Anwar Ibrahim mengatakan, dia paham jika banyak yang menentangnya untuk memimpin Negeri "Jiran" setelah mentor politiknya tersebut.

Dia menuding yang berusaha menjegalnya adalah kalangan miliuner Malaysia, maupun oknum yang terindikasi melakukan korupsi.

Baca juga: Mahathir Tak Bermaksud Beri Jalan bagi Anwar Ibrahim untuk Menggantikannya

"Mereka memainkan kartu rasialis dengan mengatakan 'Anwar itu bukan Melayu. Dia jelas tidak akan membela kepentingan Melayu'," ujar dia.

Politis berusia 72 tahun itu mengatakan, mendapat penolakan seperti itu dia tetap teguh karena yang dia incar adalah perbaikan ekonomi.

Anwar menjelaskan, setiap orang berhak dapat kesuksesan. Misinya adalah memajukan kesejakhteraan, termasuk memberi kesempatan bagi penguasaha Tionghoa.

"Saya sangat prihatin dengan kesejahteraan rakyat. Saya begitu membenci mereka yang mencuri dari orang miskin," terang Anwar.

Dia menerangkan, pengunduran diri Mahathir sebagai PM Malaysia menjadi faktor utama kekuasaan Pakatan yang berusia 22 bulan itu.

Menurut mantan wakil Mahathir periode 1993 sampai 1998 itu, jika saja Dr M tak mundur, maka mereka bisa tetap memimpin Malaysia.

Baca juga: Putuskan Hubungan, Mahathir Tolak Bekerja Sama Lagi dengan Anwar Ibrahim

Dia memaparkan isu internal, salah satunya adalah manuver Muhyiddin Yassin yang menggalang dukungan dari lawan, seharusnya bisa diselesaikan tanpa menimbulkan masalah.

Anwar membeberkan Sheraton Move, momen di mana sejumlah tokoh PKR dan Partai Bersatu bertemu pada Februari, sudah dipersiapkan dengan matang.

"Pertanyaannya, mengapa kami sampai membiarkan skenario ini berjalan," keluhnya, seraya menyiratkan Dr M bertanggung jawab atas krisis itu.

Dia mengaku tidak tahu apakah Mahathir, yang merupakan mantan Ketua Bersatu, juga ikut andil dalam rencana membawa partainya keluar dari Pakatan.

"Tapi tentunya ada elemen yang membentuk perubahan dalam pendekatan multirasial tersebut," jelas Anwar yang mengaku tak akan lagi mencalonkan Dr M.

Dia membantah jika alasan mundurnya Mahathir Mohamad dikarenakan tekanan dari PKR. Dia menuturkan desakan itu seharusnya tak dimaknai upaya menekan.

"Mengapa kemudian ada desakan itu? Karena beliau sepertinya tak berniat untuk mundur. Setahun, dua tahun, tiga tahun, hingga pemilu," bebernya.

Baca juga: Anwar Ibrahim: Mahathir Sudah 2 Kali Jadi PM Malaysia, Waktunya Move On

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com