KOMPAS.com - Jun Wei Yeo, seorang warga Singapura yang menjalani program pendidikan doktoral, sangat senang ketika diundang ke Beijing untuk memberi presentasi di depan sejumlah akademisi China pada 2015.
Untuk tugas akhir program strata tiganya, Yeo meneliti kebijakan luar negeri China. Dia menggali strategi bagaimana negara adidaya baru itu menyebarkan pengaruh di dunia internasional.
Setelah mempresentasikan penelitiannya, Yeo alias Dickson, didekati beberapa orang yang mengaku bekerja di lembaga kajian yang berafiliasi dengan pemerintah China.
Kejadian itu terungkap dalam dokumen persidangan kasus Yeo di pengadilan federal Amerika Serikat.
Orang-orang itu berkata akan membayar Yeo jika dia bersedia membuat laporan untuk China terkait isu politik dan sejumlah informasi lainnya.
Belakangan, kepada Yeo, orang-orang itu merinci yang mereka inginkan: rumor dan informasi dari 'orang dalam'.
Yeo seketika itu menyadari bahwa orang-orang itu adalah agen badan intelijen China. Namun dia tetap menjalin kontak dengan mereka.
Yeo menuturkan itu di bawah sumpah saat bersaksi di persidangan.
Yeo berkata, dia diminta memfokuskan kinerjanya di kawasan Asia Tenggara. Akan tetapi, belakangan dia diminta menggali informasi terkait pemerintah AS.
Itulah proses Yeo menjadi anggota badan telik sandi China. Dalam pekerjaannya, dia mengaku memanfaatkan LinkedIn, sebuah jejaring sosial di kalangan profesional.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.