Namun yang dilakukan UEA beda. Mereka berencana membangun permukiman manusia di Mars dalam 100 tahun ke depan.
UEA ingin proyek tersebut jadi sumber inspirasi bagi para pemuda Arab. Sebab, wilayah Timur Tengah sangat sering dilanda konflik dan krisis ekonomi.
Baca juga: Pulang Saat Wabah Covid-19, Astronot: Akan Lebih Terisolasi di Bumi daripada Luar Angkasa
Dubai sendiri telah menyewa arsitek untuk merancang seperti apa kota di Mars, dan menciptakannya di gurun pasir UEA sebagai "Kota Sains". Proyek ini memakan biaya sekitar 500 juta dirham (Rp 1,9 triliun).
Kemudian pada September tahun lalu, Hazza Al Mansouri menjadi orang UEA pertama di luar angkasa.
Ia termasuk bagian dari 3 awak yang meluncur dengan roket Soyuz dari Kazakhstan.
Setelah 8 hari di luar angkasa dia pulang, dan dinobatkan jadi orang Arab pertama yang mengunjungi International Space Station.
Belasan misi telah diluncurkan ke Mars sejak 1960-an, dan kebanyakan dilakukan oleh AS. Akan tetapi, banyak juga yang tidak pernah mencapainya atau gagal mendarat.
Hasrat negara-negara Bumi untuk menjelajahi Mars terdorong sejak adanya penemuan sekitar 10 tahun lalu, bahwa ada air yang mengalir di permukaan Mars.
Baca juga: Cegah Penularan Corona, Astronot Juga Dikarantina Sebelum ke Luar Angkasa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.