Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Klaim 99 Persen Kasus Covid-19 di AS "Tak Berbahaya"

Kompas.com - 05/07/2020, 13:47 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump mengklaim, sebanyak 99 persen kasus Covid-19 yang terjadi di negaranya "tidak berbahaya", meski masih terdapat kenaikan.

Dalam pidatonya untuk memperingati Hari Kemerdekaan AS di Gedung Putih, dia menuturkan strateginya menangkal wabah "berjalan dengan baik".

Trump sebelumnya menyebut Covid-19 sebagai "wabah dari China", dan memperingatkan Beijing untuk "bertanggung jawab" atas mewabahnya virus itu di dunia.

Baca juga: Tantang Trump, Kanye West Calonkan Diri Jadi Presiden AS

Presiden 74 tahun itu menerangkan, kini AS sudah melakukan pemeriksaan terhadap 40 juta warganya untuk melacak penderita virus corona.

"Dengan melakukan itu (pemeriksaan) itu, kami memperlihatkan bahwa 99 persen kasus di antaranya tidak berbahaya," jelas sang presiden.

"Jumlah ini menunjukkan tidak ada negara lain yang bisa menandingi kita, baik dalam jumlah maupun dalam kualitas," tambah dia.

Dilansir Sky News Sabtu (4/7/2020), pemimpin yang juga taipan real estate itu mengklaim AS memproduksi pakaian pelindung, masker, dan perlengkapan medis lain yang digunakan negara lain.

Termasuk China, di mana sang presiden menyatakan "secara ironis di sanalah virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 tersebut berasal".

"Sifat tertutup, pengabaian, dan upaya menutupi yang dilakukan negara itu menyebabkan virus ini tersebar ke 189 negara," keluhnya.

Dalam pesan video yang dipublikasikan Gedung Putih sebelum pidatonya, Trump menyatakan AS membuat pencapaian bagus yang tak bisa dilakukan negara lain.

Baca juga: Kasus Covid-19 di AS Masih Tinggi, Begini Dalih Trump

"Kemudian kami wabah mengerikan ini dari China. Kini kami semakin dekat untuk mengalahkannya. Kami bakal mencapai kemenangan gilang gemilang," klaimnya.

Menurut data dari Universitas Johns Hopkins, sekitar 2,8 juta orang terinfeksi Covid-19, dengan hampir 130.000 orang meninggal dunia.

Negara Bagian Florida dan Texas melaporkan lonjakan kasus harian pada Sabtu, dengan keduanya mencatatkan hingga 20.000 kasus positif.

Selama empat hari pertama Juli, total 14 negara bagian mencatatkan peningkatan kasus harian virus yang pertama terdeteksi di Wuhan.

Meski kasus meningkat, rata-rata kematian karena virus corona mulai menurun dalam beberapa hari terakhir. Menunjukkan meningkatnya infeksi pada generasi muda maupun yang kuat daya tahan tubuhnya.

Total dalam 24 jam terakhir hingga Sabtu, 212.326 kasus dilaporkan, dengan peningkatan signifikan terdapat di AS, Brasil, dan India.

Baca juga: Usai Hadiri Pidato Calon Mertuanya, Pacar Donald Trump Jr Positif Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com