Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Ditolak Suku Indian pada Perayaan Hari Kemerdekaan AS

Kompas.com - 04/07/2020, 12:02 WIB
Danur Lambang Pristiandaru,
Miranti Kencana Wirawan

Tim Redaksi

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serkat (AS), Donald Trump, menjadi "tamu yang tidak dikehendaki" oleh Suku Sioux pada perayaan kemerdekaan AS.

Perayaan kemerdekaan AS digelar di Mount Rushmore, South Dakota, pada Sabtu (4/7/2020). 

Pemimpin Suku Sioux Oglala, Julian Bear Runner, menyatakan Trump tidak diterima dalam acara tersebut karena "minimnya konsultasi" dengan para pemimpin-pemimpin suku di Lakota.

"Sangat sulit bagi saya untuk bersikap diplomatis," kata Bear Runner sebagaimana dilansir dari Al Jazeera, Jumat (3/7/2020).

Dia menjelaskan Mount Rushmore merupakan gunung suci yang mewakili nenek moyang suku Sioux Oglala dan orang-orang asli Amerika yang lain.

Baca juga: Trump Rayakan Hari Kemerdekaan AS, 7.500 Orang Diperkirakan Hadir

Bear Runner menambahkan bahwa Black Hills, tempat Mount Rushmore berada, yang juga dibangun sebagai monumen oleh AS merupakan milik suku di Lakota di bawah perjanjian dengan AS.

Perjanjian tersebut, menurutnya, telah dilanggar oleh AS selama lebih dari 100 tahun.

Bagi orang AS, gunung yang berukirkan empat wajah mantan presiden AS berukuran raksasa tersebut merupakan tanda emansipasi terhadap budak berkulit hitam.

Namun bagi para suku asli, monumen tersebut merupakan pendudukan kulit putih yang agresif terhadap penduduk asli Amerika.

Aksi protes diperkirakan juga akan terjadi di kota kecil yang berdekatan dengan Gunung Rushmore, Keystone.

Baca juga: Rayakan Hari Kemerdekaan AS, Warga Texas Bisa Bikin Klaster Covid-19 Meningkat

Juru Bicara Bear Runner, Chase Iron Eyes, mengatakan para pengunjuk rasa ingin suara mereka 'didengar' oleh Mount Rushmore itu sendiri (karena situs tersebut merupakan tempat suci bagi Suku Sioux).

Oleh karena itu keamanan akan diperketat, jalan menuju Mount Rushmore akan ditutup.

Juru bicara Gubernur South Dakota, Maggie Seidel, tidak menyebutkan pengerahan garda nasional untuk membantu mengamankan lokasi.

Dilansir dari BBC, suku asli Amerika tidak merayakan kemerdekaan AS.

Hal itu karena mereka mengaitkan kemerdekan AS tersebut dengan kolonialisasi terhadap tanah mereka dan menghilangkan budaya asli mereka.

Tanah tempat Mount Rushmore sendiri, Black Hills di South Dakota, direbut oleh AS dari Suku Sioux Lakota pada 1800.

Baca juga: Hari Kemerdekaan AS, Trump Persembahkan Parade Hormat untuk Amerika

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com