Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

28 Tahun Menunggu Hukuman Mati, Pemerkosa dan Pembunuh Ini Tewas Terkena Covid-19

Kompas.com - 05/07/2020, 10:45 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Seorang pemerkosa dan pembunuh yang selama 28 tahun menunggu hukuman mati dilaporkan meninggal terkena Covid-19.

Terpidana mati itu bernama Richard Stitely, di mana dia tewas di Penjara Negara San Quentin, California, pada pekan lalu.

Kematian Stitely terjadi di tengah wabah penyebaran Covid-19, yang disebut sudah meningfeksi sepertiga populasi tahanan di California.

Baca juga: Pengakuan Pemerkosa Pacar di Bawah Umur: Nekat Memerkosa karena Korban Tak Mau Diajak Bersetubuh

Pembunuh dan pemerkosa berusia 71 tahun itu langsung dites setelah tewas, dengan Kantor Koroner Marin County mengonfirmasi dia positif virus corona.

Kantor koroner menuturkan, penyebab pasti kematian Stitely saat ini masih diseldiki, seperti diberitakan Daily Mirror Jumat (3/7/2020).

Hingga Kamis malam waktu setempat (2/7/2020), Sekitar 1.347 dari 3.700 narapidana di Penjara San Quentin positif terinfeksi virus corona.

Selain itu berdasarkan data yang dikeluarkan oleh dinas lembaga pemasyarakatan setempat, sebanyak 114 juga tertular corona.

Sejak September 1992, Stitely dijatuhi hukuman mati setelah diputus bersalah memperkosa dan membunuh perempuan 47 tahun bernama Carol Unger.

Setelah itu, Stitely kemudian membuang jenazahnya di sebuah tempat parkir kawasan North Hollywood, California, pada 1990 silam.

Berdasarkan keterangan media AS, si terpidana mati ditemukan tidak bergerak di dalam selnya, dengan tak ditemukan adanya bekas penyiksaan.

Dia kemudian dinyatakan meninggal sekitar 30 menit kemudian, merujuk laporan dari Departemen Koreksi dan Rehabilitasi California.

Saat ini, dilaporkan terdapat 725 yang berada dalam antrian di San Quentin, dengan Maret 2019, Gubernur Gavin Newsom menandatangani perintah eksekutif.

Dalam perintah tersebut, dia mengumumkan adanya moratorium dalam hukuman mati dan memerintahkan ruangan eksekusi di San Quentin ditutup.

Baca juga: Dua Pemerkosa Remaja di Tangerang adalah Kakak Beradik, Beraksi di Rumah Saat Ada Keluarga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com