Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Nuklir Terbakar, Iran Siap Kirim Serangan Balasan

Kompas.com - 04/07/2020, 10:17 WIB
Shintaloka Pradita Sicca,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran menyatakan, mereka akan membalas negara mana pun yang dianggap melakukan serangan siber terhadap situs nuklir mereka.

Kepala Pertahanan Sipil Iran Gholamreza Jalali, mengatakan hal itu setelah terjadi kebakaran di pabrik Natanz, yang menurut sejumlah pejabat Iran mungkin disebabkan oleh sabotase siber.

Situs pengayaan uranium Natanz, yang sebagian besar berada di bawah tanah, adalah salah satu dari beberapa fasilitas Iran yang dipantau oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Badan Keamanan Utama Iran mengatakan pada Jumat (3/7/2020), penyebab :insiden" di situs nuklir telah ditetapkan, tetapi "karena pertimbangan keamanan" itu akan diumumkan pada waktu yang tepat.

Baca juga: Diduga karena Ledakan, Pabrik Centrifuge Iran Hangus Terbakar

Organisasi Energi Atom Iran awalnya melaporkan telah terjadi "insiden" pada Kamis pagi (2/7/2020) di Natanz, yang terletak di gurun di pusat provinsi Isfahan.

Mereka memublikasikan foto sebuah bangunan bata satu lantai dengan atap dan dindingnya sebagian terbakar. Sebuah engsel pintu rusak yang menunjukkan ada ledakan di dalam gedung.

“Menanggapi serangan siber adalah bagian dari kekuatan pertahanan negara. Jika terbukti bahwa negara kami telah menjadi sasaran serangan siber, kami akan merespons,” kata Jalali kepada televisi pemerintah pada Kamis malam.

Pada Kamis itu juga, sebuah artikel yang dikeluarkan oleh kantor berita pemerintah, IRNA, membahas apa yang disebut Jalali kemungkinan sabotase oleh musuh-musuh Iran, seperti Israel dan AS, meskipun mereka berhenti menuduh secara langsung.

Baca juga: Dikecam karena Masih Ingin Embargo Iran, AS: Trump Punya Hak Prerogatif

"Sejauh ini Iran telah mencoba untuk menghindari krisis dan pembentukan kondisi dan situasi yang tidak terduga secara intensif," kata IRNA, seperti yang dilansir dari Reuters (3/7/2020).

"Tetapi perlawanan terhadap Republik Islam Iran oleh negara-negara yang bermusuhan, terutama rezim Zionis dan AS, artinya strategi...harus direvisi," katanya.

Kecurigaan

Tiga pejabat Iran yang berbicara kepada Reuters secara anonim mengatakan, mereka percaya api kobaran adalah hasil dari serangan siber, tetapi tidak menyertakan buktinya.

Baca juga: Arab Saudi Minta Sikap Tegas Internasional soal Embargo Senjata Iran

Salah satu pejabat mengatakan serangan itu menargetkan gedung centrifuge, yang merujuk pada mesin silinder halus yang melakukan pengayaan uranium.

Ia mengatakan musuh Iran telah melakukan tindakan serupa di masa lalu.

Pada 2010, virus komputer Stuxnet, yang secara luas diyakini dikembangkan oleh AS dan Israel, ditemukan setelah digunakan untuk menyerang fasilitas Natanz.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com