Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga karena Ledakan, Pabrik Centrifuge Iran Hangus Terbakar

Kompas.com - 03/07/2020, 15:17 WIB
Danur Lambang Pristiandaru,
Miranti Kencana Wirawan

Tim Redaksi

Sumber Huffpost

TEHERAN, KOMPAS.com - Sebuah kebakaran terjadi di pabrik alat pemisah (centrifuge) di dekat fasilitas pengayaan uranium bawah tanah di Natanz, Kamis (2/7/2020).

Kebakaran terjadi pukul 14.00 waktu setempat. Media pemerintah Iran lantas menerbitkan foto sebuah bangunan berlantai dua yang tampak hangus dan atapnya hancur.

Puing-puing di tanah dan engsel pintu yang hancur mengindikasikan bahwa ledakan telah terjadi sebelumnya.

Juru Bicara Badan Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi, mengatakan insiden tersebut hanya memengaruhi industri pabrik centrifuge.

"Kami sedang menyelidiki kerusakan fisik dan finansial. Selain itu tidak ada gangguan dalam pekerjaan situs pengayaan," ujarnya kepada statiun televisi pemerintah sebagaimana dilansir dari Huffpost, Kamis (2/7/2020).

Baca juga: AS-Iran Akan Bertemu untuk Bahas Kesepakatan Nuklir

Namun saat kebakaran tersebut terjadi, Kamalvandi terburu-buru menuju Natanz.

Fasilitas tersebut sebelumnya menjadi sasaran virus komputer Stuxnet dan dibangun di bawah tanah untuk menghindari serangan udara.

Kantor berita Iran, IRNA, memberikan pernyataan atas kejadian tersebut. Peristiwa itu disinyalir merupakan sabotase oleh negara-negara musuh seperti Amerika Serikat (AS) atau Israel.

"Sejauh ini, Iran telah mencoba menjauhi kondisi dan situasi yang tak terprediksi yang memungkinkan meningkatkan intensitas krisis," ujar pernyataan itu.

Laporan itu menambahkan bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh Israel dan AS terhadap Iran tidak bisa ditoleransi lagi.

Baca juga: Arab Saudi Minta Sikap Tegas Internasional soal Embargo Senjata Iran

Kementerian Luar Negeri AS menyatakan para pejabat AS memantau laporan kebakaran di fasilitas pengayaan nuklir milik Iran. 

"Insiden ini merupakan peringatan lain bagi rezim Iran yang terus melanjutkan program nuklirnya yang salah arah," ujar pernyataan tersebut.

Seorang peneliti di James Martin Center for Nonproliferation Studies, Fabian Hinz, mengatakan kebakaran di situs tersebut terkait dengan fasilitas produksi centrifuge yang baru dibangun Iran.

Hinz mengandalkan gambar satelit dan siaran televisi untuk menemukan lokasi pabrik baru tersebut. Dia lantas menemukan pabrik itu terletak di barat laut Natanz.

Hinz menambahkan kerusakan yang dialami akibat kebakaran tersebut akan menyebabkan kemunduran besar. Dia juga mengatakan kebakaran tersebut sangat mencurigakan.

Baca juga: Rudalnya Bisa Terbang 280 Km, Menhan Iran: Musuh-musuh Ketakutan

Sementara itu, pejabat nuklir di Iran tidak menanggapi komentar para analis. 

Natanz sendiri merupakan fasilitas pengayaan uranium yang saat ini dipantau oleh Badan Energi Atom Nasional (IAEA).

Pantauan tersebut dilandasi atas kesepakatan nuklir Iran pada 2015. Hal itu membuat Iran setuju membatasi pengayaan uranium, dan sebagai gantinya sanksi AS atas ekonomi dicabut.

IAEA menyatakan pihaknya mengetahui insiden kebakaran tersebut. Kini, badan yang berbasis di Wina, Austria tersebut menyatakan tengah melakukan penyelidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com