Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepat 23 Tahun Kembali ke China, Hong Kong Dibayangi UU Keamanan Nasional

Kompas.com - 01/07/2020, 15:57 WIB
Danur Lambang Pristiandaru,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber AFP

HONG KONG, KOMPAS.com - Pada Selasa waktu setempat (30/6/2020), UU Keamanan Nasional untuk Hong Kong resmi disahkan China. Menandai 23 tahun "kembalinya" kota itu dari Inggris ke Negeri "Panda".

Peringatan penyerahan pada Rabu (1/7/2020) langsung disambut oleh pemberlakuan UU keamanan yang disahkan sehari sebelumnya.

Langkah Beijing tersebut banyak dikecam oleh negara-negara Barat sebagai serangan terhadap kebebasan salah satu pusat finansial dunia.

Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, yang dituduh pro Beijing, memuji UU tersebut sebagai "perkembangan paling penting" sejak kota tersebut kembali dalam pelukan China.

Namun hinaan datang dari para pengkritik dan pemerintah Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS), karena khawatir UU tersebut akan mengantarkan Hong Kong ke dalam era baru penindasan politik gaya China daratan.

Baca juga: Ini Reaksi Dunia soal UU Keamanan Nasional China untuk Hong Kong

Dalam kesepakatan penyerahan Hong Kong dari Inggris ke China, China menjamin kebebasan sipil di Hong Kong, serta otonomi peradilan dan otonomi legislatif, hingga 2047 yang dikenal sebagai "Satu Negara Dua Sistem".

"China menjanjikan 50 tahun kebebasan bagi rakyat Hong kong dan hanya memberikan 23 tahun kebebasan," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dilansir dari AFP.

Para aktivis di Hong Kong telah berseru kepada warga agar menolak larangan protes dan berbaris menuju kota utama kepulauan Hong Kong pada Rabu sore.

Namun tidak jelas apakah warga akan mengindahkan seruan tersebut mengingat risiko yang ditimbulkan mengingat UU keamanan baru dan tindakan kepolisian yang semakin agresif terhadap aksi damai beberapa bulan terakhir.

Polisi menyebar di Hong Kong pada Rabu pagi dan melakukan pemberhentian dan pencarian.

Pertemuan yang dihadiri lebih dari 50 orang masih dilarang di bawah peraturan anti-virus corona, meski transmisi lokal telah berakhir.

Baca juga: Uni Eropa, Inggris, Taiwan, Kecewa China Sahkan UU Keamanan Nasional Hong Kong

Selama upacara peringatan penyerahan kekuasan Rabu pagi, helikopter terbang melewati upacara tersebut dengan membawa bendera China berukuran besar dan bendera Hong Kong yang lebih kecil.

Tidak jauh dari tempat upacara tersebut terdapat 10 aktivis veteran pro-demokrasi menggelar protes dan meneriakkan "akhiri pemerintahan satu partai" dan "tarik [UU] keamanan nasional". Mereka lantas digeledah polisi.

Peringatan 1 Juli telah lama menjadi hari polarisasi di kota semi-otonom tersebut. Loyalis Beijing merayakan kembalinya Hong Kong ke tanah air China setelah satu setengah abad di bawah kekuasaan kolonial Inggris yang menurutnya memalukan.

Tetapi para pendukung demokrasi memperingati 1 Juli dengan menggelar protes besar sebagai kemarahan rakyat terhadap Negeri Panda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com