Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Perang Korea Dimulai, Tewaskan Jutaan Warga Sipil dan Militer

Kompas.com - 25/06/2020, 14:14 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

SEOUL, KOMPAS.com - Tepat di tanggal ini 70 tahun yang lalu, Perang Korea dimulai yang melibatkan Korea Utara dan Korea Selatan.

Sampai sekarang kedua negara secara teknis masih berperang, karena perang yang berlangsung sampai 1953 itu berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Harapan untuk berdamai hingga kini juga belum menemui titik terang, karena hubungan antara dua negara bertetangga itu kembali memanas belakangan ini.

Baca juga: 70 Tahun Perang Korea, Corong Pemerintah Korut Imbau Pentingnya Pendidikan Ideologi dan Patriotisme

Para pemimpin Korsel pada 1953 menentang ide gencatan senjata, yang membuat semenanjung Korea terbelah.

Kini 70 tahun berselang sejak dimulainya perang itu, para veteran perang Korsel akan berkumpul untuk memperingati peristiwa tersebut.

Salah satunya termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan para pemimpin negara-negara lainnya yang dijadwalkan akan menyampaikan pesan di sebuah video.

Surat kabar Korea Utara di halaman depannya memuat komentar yang menyerukan orang-orang untuk mengikuti jejak para pendahulunya yang membela negara.

"Beberapa dekade telah berlalu, tetapi bahaya perang tidak pernah meninggalkan tanah ini," tulis koran itu yang dikutip Reuters Kamis (25/6/2020).

Baca juga: 12 Juta Selebaran Anti-Korsel Siap Disebar, Korut: Pembalasan Sudah Dekat

Koran tersebut juga menyalahkan "pasukan musuh" karena berusaha menghancurkan Korut.

Dua tahun lalu KTT antara Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, dan para presiden dari AS, Korsel, dan China sempat membuka harapan kalaupun Korut tidak mengurangi senjata nuklirnya, keempat pihak itu mungkin secara resmi sepakat untuk mengakhiri perang.

Namun harapan-harapan itu kini telah pupus. Korut menuduh AS dan Korsel enggan meredakan permusuhan, dan Washington menekan Pyongyang untuk menyudahi produksi senjata nuklir dan rudal jarak jauhnya.

Serangkaian pertemuan dan pembicaraan-pembicaraan berikutnya untuk meredakan ketegangan tidak membuahkan hasil, dan Korut justru kian gencar melakukan konfrontasi.

Baca juga: Balas Korsel, Korut Akan Kirim Selebaran Anti-Seoul di Perbatasan

Di antaranya adalah peluncuran rudal jarak pendek, meledakkan kantor penghubung Korut-Korsel di Kaesong, dan memutus hotline komunikasi dengan Korsel.

Pada Rabu (24/6/2020), Korut memutuskan untuk menunda tindakan militer ke Korsel, tetapi memperingatkan tetangganya itu untuk "berpikir dan berperilaku bijak".

Para sejarawan memperkirakan, perang ini mungkin telah menewaskan 1 juta prajurit militer dan jutaan warga sipil.

Ribuan keluarga juga harus terpisah ketika Zona Demiliterisasi (DMZ) membagi semenanjung itu jadi dua dan dijaga sangat ketat.

Baca juga: Kurva Sempat Melandai, Korsel Kini Masuki Gelombang 2 Virus Corona

"Perang Korea yang belum terselesaikan menghancurkan Korea, dari pemisahan ribuan keluarga hingga militerisasi ekstrem Semenanjung Korea," kata Christine Ahn koordinator internasional untuk WomenCrossDMZ kelompok advokasi perdamaian Korea.

Sementara itu Wakil Menteri Luar Negeri Korsel Cho Sei-young pada Rabu (24/6/2020) menekankan pentingnya mengakhiri gencatan senjaya untuk beralih ke perdamaian.

"Sudah saatnya bagi Korea untuk menjaga perdamaian dan keamanannya sendiri, dengan mengakhiri gencatan senjata saat ini dan membangun perdamaian permanen di Semenanjung Korea," ujarnya dikutip dari Reuters Kamis (25/6/2020).

Baca juga: Sebut Korsel Anjing Kampung, Korut Ungkap Alasan Hancurkan Kaesong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com