Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Juta Selebaran Anti-Korsel Siap Disebar, Korut: Pembalasan Sudah Dekat

Kompas.com - 22/06/2020, 09:36 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

PYONGYANG, KOMPAS.com - Senin (22/6/2020) Korea Utara mengatakan ribuan balon dan jutaan selebaran anti-Korea Selatan sudah siap disebar.

Dilansir dari AFP, Korut menuturkan langkah itu adalah "hukuman pembalasan" bagi Korsel.

Keterangan ini juga diumumkan dalam sebuah laporan media pemerintah Korut, yang muncul sehari setelah negara pimpinan Kim Jong Un itu mengatakan siap menyerang balik Korsel dengan menyebar selebaran anti-Seoul.

Baca juga: Balas Korsel, Korut Akan Kirim Selebaran Anti-Seoul di Perbatasan

Korut melakukannya usai pembelot yang berbasis di Korsel mengirim selebaran anti-Pyongyang ke perbatasan kedua negara.

Isi selebaran dari para pembelot mengkritik Kim Jong Un atas pelanggaran hak asasi manusia dan ambisi nuklirnya.

Pesan-pesan tersebut biasanya dimasukkan ke dalam balon atau botol yang diapungkan di laut.

Para analis mengatakan, Korut telah melakukan serangkaian provokasi secara bertahap, yang bertujuan memaksa konsesi dari Seoul dan Washington.

Baca juga: Bantu Warga Korut, Pembelot Siap Kirim Botol Plastik Isi Beras

"Persiapan distribusi selebaran terbesar melawan musuh hampir selesai," tulis media pemerintah Korut KCNA.

"Lembaga penerbitan dan percetakan semua tingkatan di ibu kota telah menghasilkan 12 juta selebaran yang mencerminkan kemarahan serta kebencian orang-orang dari semua lapisan masyarakat," lanjutnya.

KCNA menambahkan, lebih dari "3.000 balon berbagai jenis juga telah disiapkan untuk menyebarkan selebaran jauh ke dalam Korea Selatan" bersama sarana distribusi lainnya.

Para pemuda dan pelajar yang memakai masker berpartisipasi di demonstrasi menentang Korea Selatan dan pembelot Korea Utara. Foto ini diunggah oleh media pemerintah Korut KCNA pada 9 Juni 2020.KCNA via REUTERS Para pemuda dan pelajar yang memakai masker berpartisipasi di demonstrasi menentang Korea Selatan dan pembelot Korea Utara. Foto ini diunggah oleh media pemerintah Korut KCNA pada 9 Juni 2020.
Pelonggaran sanksi

Hubungan antar-Korea telah memanas dalam beberapa bulan terakhir, usai tidak tercapainya kesepakatan di KTT Hanoi antara Kim Jong Un dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump awal tahun lalu.

KTT itu gagal menghasilkan kesepakatan, yang diharapkan Korut dapat memberikan ganti pelonggaran sanksi.

Korut yang merupakan negara bersenjata nuklir, menjadi sasaran banyak sanksi dari Dewan Keamanan PBB atas melanggar larangan program persenjataan.

Baca juga: Sebut Korsel Anjing Kampung, Korut Ungkap Alasan Hancurkan Kaesong

Presiden Korsel Moon Jae-in awalnya menjadi perantara dialog antara Pyongyang dan Washington, tetapi Korut sekarang menyalahkannya karena tidak membujuk AS melonggarkan sanksi.

"Hanya ketika mengalami betapa sakitnya dan jengkelnya membuang selebaran dan sampah, Korsel akan menghilangkan kebiasaan buruknya," tulis KCNA.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com