Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

12 Juta Selebaran Anti-Korsel Siap Disebar, Korut: Pembalasan Sudah Dekat

Dilansir dari AFP, Korut menuturkan langkah itu adalah "hukuman pembalasan" bagi Korsel.

Keterangan ini juga diumumkan dalam sebuah laporan media pemerintah Korut, yang muncul sehari setelah negara pimpinan Kim Jong Un itu mengatakan siap menyerang balik Korsel dengan menyebar selebaran anti-Seoul.

Korut melakukannya usai pembelot yang berbasis di Korsel mengirim selebaran anti-Pyongyang ke perbatasan kedua negara.

Isi selebaran dari para pembelot mengkritik Kim Jong Un atas pelanggaran hak asasi manusia dan ambisi nuklirnya.

Pesan-pesan tersebut biasanya dimasukkan ke dalam balon atau botol yang diapungkan di laut.

Para analis mengatakan, Korut telah melakukan serangkaian provokasi secara bertahap, yang bertujuan memaksa konsesi dari Seoul dan Washington.

"Persiapan distribusi selebaran terbesar melawan musuh hampir selesai," tulis media pemerintah Korut KCNA.

"Lembaga penerbitan dan percetakan semua tingkatan di ibu kota telah menghasilkan 12 juta selebaran yang mencerminkan kemarahan serta kebencian orang-orang dari semua lapisan masyarakat," lanjutnya.

KCNA menambahkan, lebih dari "3.000 balon berbagai jenis juga telah disiapkan untuk menyebarkan selebaran jauh ke dalam Korea Selatan" bersama sarana distribusi lainnya.

KTT itu gagal menghasilkan kesepakatan, yang diharapkan Korut dapat memberikan ganti pelonggaran sanksi.

Korut yang merupakan negara bersenjata nuklir, menjadi sasaran banyak sanksi dari Dewan Keamanan PBB atas melanggar larangan program persenjataan.

Presiden Korsel Moon Jae-in awalnya menjadi perantara dialog antara Pyongyang dan Washington, tetapi Korut sekarang menyalahkannya karena tidak membujuk AS melonggarkan sanksi.

"Hanya ketika mengalami betapa sakitnya dan jengkelnya membuang selebaran dan sampah, Korsel akan menghilangkan kebiasaan buruknya," tulis KCNA.

"Waktu pembalasan sudah dekat," lanjut KCNA sebagaimana dikutip AFP.

Para analis memandang peledakan kantor penghubung di Kaesong awal pekan lalu adalah bentuk provokasi yang sengaja ditunjukkan. Insiden itu memicu kecaman dunia.

Korut juga mengancam akan meningkatkan jumlah militernya di sekitar Zona Demiliterisasi.

Selama dua hari beruntun Korut gencar menyuarakan akan menyebarkan selebaran anti-Korsel. Itu dilakukan usai Menteri Unifikasi Korsel Kim Yeon-chul mundur akibat meningkatnya ketegangan.

Kim berharap kepergiannya "akan menjadi kesempatan bagi konflik ini untuk berhenti sebentar".

Foto-foto yang dipajang surat kabar resmi Korut Rodong Sinmun pada Sabtu (20/6/2020) menunjukkan Korea Utara sedang mempersiapkan selebaran.

Kementerian Unifikasi Seoul mendesak Pyongyang segera membatalkan rencana itu, dan menyebutnya "sangat disesalkan".

Korsel juga memperingatkan, akan menindak keras para aktivis yang mengirim selebaran anti-Korut.

Negeri "Ginseng" telah mengajukan aduan ke polisi terhadap dua kelompok pembelot karena menyebarkan pesan-pesan yang menyinggung Pyongyang.

Kedua negara secara teknis masih berperang dalam Perang Korea, karena pada 1953 yang disepakati adalah gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

https://www.kompas.com/global/read/2020/06/22/093612070/12-juta-selebaran-anti-korsel-siap-disebar-korut-pembalasan-sudah-dekat

Terkini Lainnya

Iran Klaim Drone-nya Sendiri yang Temukan Helikopter Raisi, Turkiye Gagal

Iran Klaim Drone-nya Sendiri yang Temukan Helikopter Raisi, Turkiye Gagal

Global
Rangkuman Hari Ke-822 Serangan Rusia ke Ukraina: Rencana Bantuan G7 | Toko Ramai Diserang

Rangkuman Hari Ke-822 Serangan Rusia ke Ukraina: Rencana Bantuan G7 | Toko Ramai Diserang

Global
[UNIK GLOBAL] 26 Tahun Diculik Tetangga | Olahraga Kontroversial di China

[UNIK GLOBAL] 26 Tahun Diculik Tetangga | Olahraga Kontroversial di China

Global
Rusia Rebut Desa Ukraina Lagi di Donetsk

Rusia Rebut Desa Ukraina Lagi di Donetsk

Global
Rusia Serang Toko di Ukraina Berisi Ratusan Orang, 2 Korban Tewas

Rusia Serang Toko di Ukraina Berisi Ratusan Orang, 2 Korban Tewas

Global
Kanada Bubarkan 2 Perusahaan Teknologi, Dianggap Ancam Keamanan Nasional

Kanada Bubarkan 2 Perusahaan Teknologi, Dianggap Ancam Keamanan Nasional

Global
Tak Hiraukan Peringatan Mahkamah Internasional, Israel Terus Tingkatkan Serangan ke Rafah

Tak Hiraukan Peringatan Mahkamah Internasional, Israel Terus Tingkatkan Serangan ke Rafah

Global
Viral di Jerman, Rekaman Pesta Elite Tampilkan Orang-orang Nyanyikan Lagu Nazi

Viral di Jerman, Rekaman Pesta Elite Tampilkan Orang-orang Nyanyikan Lagu Nazi

Global
Google Ubah Aturan Pencarian di Uni Eropa, Sejumlah Bisnis Khawatir Tak Terdeteksi

Google Ubah Aturan Pencarian di Uni Eropa, Sejumlah Bisnis Khawatir Tak Terdeteksi

Global
Bisnis Minuman Boba Mulai Merosot di China, Ini Penyebabnya

Bisnis Minuman Boba Mulai Merosot di China, Ini Penyebabnya

Global
Peramal India Memprediksi Tanggal Dimulainya Perang Dunia III

Peramal India Memprediksi Tanggal Dimulainya Perang Dunia III

Global
Profil Kabosu, Anjing Shiba Inu yang Fotonya Jadi Meme 'Doge'

Profil Kabosu, Anjing Shiba Inu yang Fotonya Jadi Meme "Doge"

Global
Anjing Shiba Inu Jepang Maskot Kripto Dogecoin Meninggal

Anjing Shiba Inu Jepang Maskot Kripto Dogecoin Meninggal

Global
Rusia Kini Akui ISIS Dalang Penembakan Konser di Moskwa

Rusia Kini Akui ISIS Dalang Penembakan Konser di Moskwa

Global
Rangkuman Hari Ke-821 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Hentikan Rusia | Aset Rusia Untuk Ukraina

Rangkuman Hari Ke-821 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Hentikan Rusia | Aset Rusia Untuk Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke