WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Di kawasan pegunungan Himalaya hari Selasa lalu, dua negara dengan penduduk terbesar di dunia saat ini, yakni China dan India terlibat konflik dengan tentara mereka saling menyerang menggunakan batu.
Meski tanpa senjata, bentrokan tentara tetap memakan korban, paling sedikitnya 20 orang dilaporkan tewas.
Tentara dari kedua belah pihak yang menjaga perbatasan pernah terlibat dalam konflik perbatasan sebelumnya, namun korban yang tewas minggu lalu merupakan korban fatal pertama sejak tahun 1967.
Baca juga: Ada Apa di Balik Perseteruan Militer India dan China?
Kedua negara China dan India sebenarnya sama-sama memiliki senjata nuklir dan sudah lama keduanya terlibat sengketa soal dimana tepatnya garis perbatasan kedua negara di pegunungan Himalaya.
Ladakh, lokasi konflik terjadi berada di kawasan Kashmir, daerah yang menjadi rebutan sejak pemisahan kawasan India di tahun 1947 oleh Inggris dalam peristiwa yang dikenal sebagai "Partition".
Ada tiga negara penguasa wilayah ini dan semuanya diketahui memiliki senjata nuklir: India, China dan Pakistan.
India dan Pakistan sudah berulang kali terlibat konflik berkenaan dengan Kashmir.
Namun terakhir China dan India terlibat konflik di wilayah ini adalah sekitar 60 tahun lalu, yang diakhiri dengan gencatan senjata di tahun 1962.
Tidak ada batas jelas yang disepakati oleh kedua negara di sepanjang pegunungan Himalaya tersebut, hanya ada kesepakatan tidak mengikat mengenai perbatasan sepanjang 3.380 km yang dikenal dengan nama Garis Kontrol Aktual (LAC).
Pembicaraan kedua negara selama 30 tahun gagal mencapai kesepakatan mengenai garis perbatasan, malah timbul rasa saling curiga yang kadang menyebabkan bentrokan.
Associate Profesor Jian Zhang, pakar kebijakan China di UNSW Canberra mengatakan kepada ABC bahwa konflik tersebut "sudah mencapai tahap serius".
Baca juga: Konflik Perbatasan dengan China, PM India Sebut Kematian Tentaranya Tak Akan Sia-sia
Pada 1996, India dan China menandatangani perjanjian damai LAC, yang menyebutkan "kedua belah pihak tidak akan menggunakan kekuatan miiliter" dalam konflik perbatasan.
Sesuai dengan kesepakatan, para pakar mengatakan tentara dari kedua negara kemudian menggunakan senjata lain termasuk tangan, batu, kayu yang dipasang paku atau kawat berduri.
Dalam bentrokan yang terjadi hari Selasa, militer India mengatakan 20 tentaranya tewas dan 17 mengalami luka berat.
"Mereka menyerang dengan batangan besi, perwira komandan mengalami cedera serius dan jatuh, dan ketika terjadi, lebih banyak tentara tiba di lokasi kejadian dan diserang dengan batu," kata sumber pemerintah India kepada Reuters.