Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uskup Agung Ini Pimpin Misa di Katedral Berisi Foto Korban Meninggal Covid-19

Kompas.com - 15/06/2020, 16:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

LIMA, KOMPAS.com - Sebuah pemandangan mengharukan terjadi di Peru, di mana uskup agung memimpin misa di katedral yang berisi foto korban meninggal Covid-19.

Uskup Agung Lima, Carlos Castillo, memberkati dan melihat sekitar 5.000 mereka yang terbunuh karena wabah, dalam misa Minggu (14/6/2020).

Para pekerja di Katedral Lima menghabiskan berhari-hari mengisi 84 bangku dengan foto korban Covid-19, dengan sisanya ditempel di seluruh bagian gereja.

Baca juga: Pimpin Ibadah di Gereja Evangelis Chili, Uskup Ini Tewas karena Covid-19

Di antara mereka yang meninggal karena virus corona, terdapat dokter, polisi, anggota pemadam kebakaran, penyapu jalanan, hingga anak-anak.

Dilansir The Guardian via Daily Mirror, sang uskup agung menjabarkan mengapa dia melaksanakan misa dengan foto para korban terpampang.

Castillo menerangkan, dia bermaksud mengkritik penanganan wabah di Peru, yang "didasarkan egoisme, sekadar untung, tanpa mendasarkan pada belas kasihan dan solidaritas".

Rohaniwan berusia 70 tahun itu menyerukan kepada publik negara di Amerika Latin itu untuk bersatu, menyebut "momen lebih sulit akan segera datang".

"Akan sangat menyedihkan dan mengerikan jika kita sampai melihat foto ini lagi, di mana mereka meninggal karena kelaparan," ujar dia.

Setidaknya sekitar 6.400 orang tewas karena virus corona di Peru, dengan 225.000 kasus terkonfirmasi, berdasar laporan Universitas Johns Hopkins.

Baca juga: Ini Imbauan Para Uskup Bagi Umat Katolik Cegah Wabah Corona

Peru menjadi negara kedelapan yang paling terdampak di seluruh dunia, kedua di kawasan Amerika Latin, di belakang Brasil.

Meski menderita korban yang cukup banyak, New York Times melaporkan Presiden Martin Vizcarra dipuji karena sempat menerapkan lockdown terketat di Amerika Selatan.

Dia menggelontorkan berbagai paket ekonomi agar warga tetap di rumah, sembari merilis data detil data kesehatan dan meningkatkan kemampuan sistem kesehatan dalam memerangi pandemi.

Meski begitu, respons pemerintahan Vizcarra tetap dikritik karena dianggap korup dan secara kentara menunjukkan ketidaksetaraan dalam penanganan.

"Mereka meminta kami berdiam di rumah. Namun tanpa penghasilan, rasanya mustahil," ujar Hugo Nopo, yang bekerja bagi grup penelitian Grade kepada The Times.

Nopo menjelaskan, pemerintah selalu meminta mereka higienis dengan mencuci tangan. Namun, hanya satu dari tiga rumah tangga yang punya akses ke air.

Baca juga: Ini Alasan Misa Penahbisan Uskup Ruteng Tak Bisa Ditunda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com