Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minneapolis Sepakat Bubarkan Polisi Kota dan Ajukan Pengganti

Kompas.com - 13/06/2020, 07:25 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MINNEAPOLIS, KOMPAS.com - Jumat (12/6/2020) waktu setempat, para pemimpin Minneapolis sepakat membubarkan kepolisian kota.

Sebagai gantinya mereka menyiapkan departemen keamanan "masyarakat". Langkah ini merupakan tindak lanjut atas tuntutan massa dalam demo George Floyd yang mengusung isu rasialisme.

Rencana pembubaran ini muncul tiga minggu setelah kematian pria Afrika-Amerika George Floyd, saat dibekuk di Minneapolis. Kematiannya memicu desakan untuk mereformasi polisi.

Dewan Kota Minneapolis kemudian dengan suara bulat menyetujui reformasi itu.

Baca juga: George Floyd Tewas, Departemen Kepolisian Minneapolis Akan Dibubarkan

Dilansir dari AFP Sabtu (13/6/2020), dewan kota akan "memulai proses keterlibatan masyarakat selama setahun, meneliti, dan mengubah struktur untuk menciptakan model baru demi meningkatkan keselamatan di kota kami."

"Pembunuhan George Floyd... oleh petugas kepolisian Minneapolis adalah sebuah tragedi yang menunjukkan bahwa tidak ada reformasi yang akan mencegah kekerasan dan pelecehan oleh beberapa anggota Departemen Kepolisian terhadap masyarakat kami, terutama orang kulit hitam dan kulit berwarna," imbuhnya.

"Bersama-sama, kami akan mengidentifikasi seperti apa keselamatan bagi semua orang."

Baca juga: Minneapolis Mulai Kondusif Jelang Pemakaman George Floyd

Dewan Kota Minneapolis juga akan menyatukan para pemangku kepentingan, untuk menangani masalah-masalah pencegahan kekerasan, hak-hak sipil, kesetaraan ras, hubungan masyarakat, dan layanan darurat 911.

Upaya ini dilakukan beberapa hari setelah dewan kota, dengan mayoritas memiliki hak veto, berjanji membubarkan departemen kepolisian dan menggantinya dengan yang berorientasi ke masyarakat.

Kemudian, pemungutan suara pada Jumat (12/6/2020) adalah langkah selanjutnya dalam memformalkan rencana tersebut.

Baca juga: Demonstrasi Tewasnya George Floyd, Massa Terbagi ke Dua Kubu di Minneapolis

"Dengan menanggapi tuntutan untuk segera mengurangi kekerasan polisi dan mendukung keselamatan masyarakat, kami akan mengundang warga untuk turut membentuk perubahan jangka panjang, berdasar pada suara para warga yang paling terdampak kekerasan masyarakat dan kekerasan polisi," urai Presiden Dewan Kota Lisa Bender, dikutip dari AFP.

Bender dan anggota dewan lainnya mengatakan, mereka berniat mengajukan rencana pembubaran kepolisian di pemilu AS 3 November 2020.

Beberapa aktivis menyerukan tindakan yang lebih tegas, seperti gerakan "menggunduli polisi".

Namun banyak orang ragu langkah itu tepat, dengan mengatakan pihak berwenang seharusnya mereformasi departemen kepolisian yang bermasalah, bukan membubarkannya.

Sebanyak 14 polisi berseragam di Minneapolis menandatangani surat terbuka pada Kamis (11/6/2020), mengecam tindakan mantan rekan mereka, Derek Chauvin, yang membunuh George Floyd.

"Ini bukan kita," tulis mereka.

Baca juga: Mantan Rekan Kerja Ungkap Hubungan George Floyd dan Derek Chauvin Tak Akur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com