WASHINGTON DC, KOMPAS.com - George Floyd, pria kulit hitam yang meninggal ketika ditangkap polisi di Amerika Serikat, telah menjadi figur utama dalam demonstrasi menuntut kesetaraan dan keadilan, yang menjadi aksi protes menentang rasisme terbesar sejak 1960an.
Pengunjuk rasa menyuarakan yel-yel namanya selama 13 hari terakhir dan mural wajahnya menghiasi tembok-tembok, mulai dari Suriah hingga Belfast.
Namun nama lain yang juga disebut-sebut oleh para pengunjuk rasa adalah nama Breonna Taylor, seorang tenaga medis perempuan yang ditembak hingga delapan kali oleh polisi yang masuk ke apartemennya di Louisville, Kentucky pada 13 Maret lalu.
Baca juga: Selena Gomez Bersuara untuk Breonna Taylor, Wanita Korban Penembakan
Para aktivis mendesak orang-orang mendukung gerakan "Say Her Name" atau "Sebut Namanya", sebagai cara untuk mengenang para perempuan berkulit hitam yang tidak diperhatikan banyak orang, tak seperti kasus-kasus meninggalnya orang kulit hitam di tangan polisi yang lain.
Pada Jumat (5/6/2020), atau hari ulang tahun Taylor ke-27, para pengunjuk rasa melakukan upacara peringatan kematiannya di Louisville dan orang-orang membagikan ucapan ulang tahun di media sosial, bertuliskan "Anda seharusnya ada di sini untuk merayakannya".
"Awal mulanya sepi, tapi sangat menakjubkan melihat banyak orang berdiri untuknya, hanya untuk menyebut namanya, ujar ibunya, Tamika Palmer dalam acara peringatan tersebut.
Taylor akan turut serta dalam demonstrasi Black Lives Mater jika dia tidak tewas terbunuh, ujar ibunya kemudian.
Baca juga: Doa bagi George Floyd, Warga Kulit Putih Cuci Kaki Pendeta Kulit Hitam
Apa yang terjadi pada Breonna Taylor?
Peristiwa tentang malam saat Taylor terbunuh hingga kini masih menjadi perdebatan.
Breonna Taylor, seorang teknisi medis berada di tempat tidurnya di apartemen yang terletak di Louisville ketika beberapa petugas polisi memasuki apartemennya, lepas tengah malam.
Dia meninggal setelah ditembak sebanyak delapan kali.
Mereka melakukan penggeledahan di apartemennya sebagai bagian dari penyelidikan kasus narkoba. Tidak ada narkoba yang ditemukan di apartemen tersebut.
Baca juga: Derek Chauvin, Eks Polisi Pembunuh George Floyd, Hari Ini Disidang
Media lokal melaporkan bahwa polisi melakukan aksi penggeledahan "tanpa mengetuk", membuat mereka bisa melakukan sergapan dengan masuk ke dalam rumah tanpa peringatan terlebih dulu.
Namun polisi mengatakan mereka telah mengetuk pintu sebelum masuk ke apartemen Taylor, namun keluarga dan tetangganya membantah pernyataan polisi tersebut.
Kepolisian mendatangi alamat yang salah, klaim gugatan kematian yang melanggar hukum yang diajukan oleh keluarganya.
Taylor sedang terlelap dan pasangannya, Kenneth Walker, yang memiliki izin kepemilikan senjata, langsung meraih pistolnya, menurut klaim gugatan itu.
Walker meyakini bahwa petugas polisi memasuki apartemennya tanpa izin, dan dia melepaskan tembakan demi melindungi diri, ujar pengacaranya.
Walker kemudian menelpon 911 dan mengatakan "sesorang menendang pintu dan menembak pasangan saya," menurut rekaman telpon yang dikeluarkan pekan lalu.
Kepolisian Louisville mengatakan mereka balas menembak ketika salah satu anggotanya tertembak dan terluka dalam insiden tersebut.
Baca juga: Ikut Demo George Floyd, Seorang Demonstran Ditembak Pria Misterius
Pada bulan Mei, keluarga Taylor mengajukan gugatan kematian yang melanggar hukum, yang pada intinya menuding petugas kepolisian melakukan penganiayaan, kematian yang melanggar hukum, tenaga berlebihan, kelalaian, dan kelalaian besar.
Gugatan itu mengatakan para petugas polisi bukannya mencari Taylor atau kekasihnya, tapi seorang tersangka yang tak berkaitan dengan mereka.
Kemudian diketahui bahwa tersangka itu sudah ditahan polisi dan tidak tinggal di kompleks apartemen tersebut.
Penggeledahan polisi dilakukan polisi di apartemen Taylor karena pihak berwenang meyakini seorang tersangka jaringan narkoba menggunakan apartemennya untuk menyembunyikan narkoba, menurut CNN.
Pengacara keluarga Taylor, Ben Crump, menggambarkan insiden itu sebagai "serangan polisi yang gagal".
Investigasi terhadap penyebab kematiannya dibuka oleh FBI pada 21 Mei sedang berlangsung, menurut CNN.
Tiga petugas telah dikenai sanksi administratif, tapi tidak ada yang dituntut.
Baca juga: George Floyd Tewas, Departemen Kepolisian Minneapolis Akan Dibubarkan
Dua anggota kepolisian yang memasuki apartemen Taylor tidak memasang kamera di tubuhnya yang memungkinkan mereka untuk merekam insiden tersebut.
Kini, departemen kepolisian Louisville mengatakan semua anggotanya harus menggunakan kamera di tubuh mereka.
Penggeledahan "tanpa-mengetuk" kini telah ditangguhkan untuk sementara waktu.
Kepala kepolisian Louisville dipecat dari jabatannya ketika didapati bahwa anggota kepolisian yang ada dalam penembakan fatal terhadap seorang pria kulit hitam dalam sebuah demonstrasi tidak menyalakan kamera di tubuhnya.
Baca juga: Pasangan Ini Rayakan Pernikahan Bersama Demonstran George Floyd
Orang-orang mengungkapkan kesedihan, ketakutan, dan kemarahan mereka tentang rasisme di AS telah berbagi foto-foto Breonna Taylor di media sosial.
Lebih dari lima juta orang, termasuk penyanyi Janelle Monáe, telah menandatangani petisi menuntut keadilan.
Banyak yang menyoroti statistik tentang ketimpangan yang dialami oleh perempuan Amerika keturunan Afrika.
Perempuan kulit hitam tiga kali lebih mungkin meninggal karena kehamilan, dibanding perempuan kulit putih, menurut Centers for Disease Control.
Mereka juga menjadi korban disparitas gaji yang signifikan - pada 2017 perempuan kulit hitam hanya mendapat 61 sen untuk setiap 1 dollar Amerika yang diperoleh pria kulit putih, menurut the Centre for American Progress.
Seiring dengan tuntutan akan persamaan ras terus berlanjut, banyak orang yang menghendaki nama Breonna Taylor terus dikenang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.