Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menuju Pertarungan Terakhir Mahathir Mohamad

Kompas.com - 04/06/2020, 17:36 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Eks Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad kembali menjadi sorotan, lantaran perseteruannya dengan PM Muhyiddin Yassin.

Pada 9 Mei, Mahathir dan Anwar Ibrahim mengeluarkan pernyataan bersama yang berjanji menggulingkan pemerintahan Muhyiddin Yassin.

Nikkei Asian Review pada Kamis (4/6/2020) menyebut, konflik terbaru yang dialami Mahathir ini bisa jadi adalah pertarungan terakhirnya di dunia politik Negeri "Jiran".

"Mengenai situasi ini, kami tidak mengakui pemerintahan saat ini. Prinsip kami sudah jelas sejak hari pertama pemerintahan ini dibentuk, bahwa itu didirikan tanpa mandat rakyat," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Baca juga: Mahathir Janji akan Tantang Keputusan Pemecatan dari Muhyiddin

Mahathir telah berencana melayangkan mosi tidak percaya ke sidang parlemen yang dihelat pada 18 Mei. Akan tetapi perdana menteri mencegahnya dengan mempercepat durasi sidang atas alasan keamanan pandemi virus corona.

Sesi parlemen itu berlangsung hanya 30 menit. Pembahasan mosi tidak percaya ditunda hingga setidaknya pertengahan Juli, ketika parlemen dibuka kembali.

Hingga akhir Mei Malaysia telah melaporkan 7.819 kasus Covid-19 dengan 115 kematian. Muhyiddin lalu menerapkan lockdown nasional pada pertengahan Maret, hanya seminggu setelah ia menduduki kursi perdana menteri.

Nikkei Asian Review mewartakan, survei baru yang diadakan oleh lembaga survei Inggris YouGov di 26 negara dan wilayah menunjukkan pemerintah Malaysia menempati peringkat kedua tertinggi dalam kepercayaan publik yaitu 93 persen.

Lalu mengapa Mahathir mengkritik Muhyiddin dengan keras?

Mahathir menggulingkan kekuasaan Najib Razak dengan mengalahkan partai UMNO pada pemilu 2018.

Dalam upaya itu, Mahathir yang berusia 92 tahun bermitra dengan Anwar, dan menduduki kembali kursi perdana menteri untuk pertama kalinya selama 15 tahun. Ia berjanji akan menyerahkan kekuasaannya ke Anwar dalam dua tahun.

Akan tetapi Mahathir tidak pernah memberikan kerangka waktu yang jelas dalam penyerahan kekuasaan ini, sehingga memicu reaksi dalam koalisi yang berkuasa.

Baca juga: Muhyiddin: Mahathir Tidak Dipecat, Tapi...

Muhyiddin, yang juga merupakan tangan kanan Mahathir, kemudian memanfaatkan momen ini untuk menggulingkan Anwar. Pada akhir Februari ia meminta Raja Malaysia merombak koalisi dengan membawa UMNO berkuasa lagi.

Mahathir tidak ingin bermitra dengan eks partainya dan mundur sebagai perdana menteri. Namun langkah yang ditujukan menyelesaikan pertikaian di dalam partai itu justru menjadi bumerang dan membuat Muhyiddin memegang kendali.

Di tengah kebingungan, raja yang memiliki wewenang mencalonkan perdana menteri, mempertemuka semua anggota parlemen dan menunjuk Muhyiddin sebagai PM Malaysia. Ia disebut mendapat dukungan mayoritas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com