Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Alkitab dan Berpose Depan Gereja, Trump Disemprot Pendeta Episkopal

Kompas.com - 03/06/2020, 07:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang uskup dari gereja Episkopal ungkapkan kemarahannya. Pasalnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menggunakan Alkitab dan salah satu gereja Episkopal sebagai 'properti' untuk fotonya.

Aksi itu terjadi setelah para petugas kepolisian menyemprotkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan demonstran di wilayah Gedung Putih agar dapat memberi jalan bagi Trump.

Demonstran di AS masih ramai memenuhi ruas-ruas jalan di berbagai kota negara bagian, buntut dari kematian pria Afrika-Amerika George Floyd di tangan petugas polisi Minneapolis, Derek Chauvin.

Baca juga: Demo George Floyd Bertajuk Black Lives Matter, Apa Artinya?

Beberapa menit setelah menyampaikan pentingnya hukum dan ketertiban di Rose Garden, Gedung Putih, Presiden Trump berjalan ke seberang jalan menuju gereja Episkopal St. John, tempat di mana semua presiden AS sejak James Madison beribadah.

Saat itulah petugas kepolisian menyemprotkan gas air mata agar kerumunan demonstran menyingkir dari jalan dan Trump bisa melalui mereka dengan aman.

Ketika Trump sampai di gereja Episkopal St. John, Trump mengangkat sebuah Alkitab dan berkata, "Tuhan adalah cinta," sembari berpose di depan tanda papan gereja.

Baca juga: Pemakaman George Floyd Akan Diiringi Upacara Peringatan pada 9 Juni

Pendeta Mariann Budde dari Keuskupan Episkopal Washington mengatakan pada Washington Post sebagaimana dilansir The Guardian,

"Saya, uskup dari Keuskupan Episkopal Washington yang bahkan tidak diinformasikan secara resmi bahwa para demonstran akan dibubarkan dengan gas air mata sehingga mereka bisa menggunakan salah satu gereja kami sebagai properti," ujar Budde yang merujuk pada Alkitab dan gereja yang digunakan Trump dalam fotonya.

Menurut Budde, pesan yang disampaikan Trump berlawanan dengan nilai-nilai cinta dan toleransi yang dianut gereja. 

Baca juga: Diungsikan Saat Demo George Floyd, Trump Dapat Ejekan Bunker Boy

"Biar saya perjelas, Presiden menggunakan Alkitab, teks paling suci dari tradisi Yahudi-Nasrani, dan salah satu gereja kami tanpa izin sebagai latar belakang (fotonya) dengan pesan yang berlawanan dengan ajaran Yesus," ujar Budde kepada CNN.

"Kami berpihak pada mereka yang tak terhitung jumlahnya, yang mencari keadilan bagi kematian George Floyd dan saya tak percaya dengan apa yang saya lihat," tambahnya.

Ketika protes meluas, sebagaimana dilansir The Associated Press, gereja St. John mengalami sedikit kerusakan pada Minggu malam waktu setempat akibat kebakaran yang terjadi di bagian basement.

Budde mengatakan kerusakan itu sangat kecil, dibandingkan dengan banyak tempat bisnis yang hancur akibat penjarahan yang dilakukan massa.

"Kita bisa membangun kembali gereja. Kita bisa mengganti perabotan," ujar Budde, "Tapi kita tidak bisa mengembalikan nyawa seseorang."

Kemarahan Budde juga digemakan oleh para pemimpin agama lainnya. Ketua Uskup, Michael Curry, kepala uskup gereja Episkopal provinsi itu menuduh presiden Trump telah menggunakan Alkitab dan gereja sebagai bagian dari alat politiknya.

Baca juga: Minneapolis Mulai Kondusif Jelang Pemakaman George Floyd

Dilansir The Associated Press, dia mengatakan, "Ini terjadi pada saat yang menyakitkan dan menderita di negara kita, dan perbuatannya (Trump) tidak membantu apa pun dalam menyembuhkan kita," ujar Curry, seorang Afrika-Amerika pertama yang memegang jabatan kepemimpinan Episkopal AS.

Curry juga menambahkan, "Demi George Floyd, dan semua yang telah menderita, demi kita semua, kita membutuhkan pemimpin yang dapat membantu kita untuk 'menjadi satu bangsa, di bawah naungan Tuhan dengan kebebasan dan keadilan bagi semuanya."

Seorang pastor Katolik, Edward Beck dalam kicauannya di Twitter merespons perbuatan Trump dengan pernyataan, "Pernahkah Alkitab dipergunakan lebih tidak jujur dan dengan cara yang eksploitatif (dari ini)?"

Tayangan Televisi menyiarkan Trump menuju gereja St. John setelah presiden itu dikritik karena telah berlindung di sebuah bunker ketika para demonstran berkumpul di luar Gedung Putih pada Jumat malam waktu setempat.

Selama satu jam, Trump berada di bunker. Tempat itu biasanya digunakan untuk berlindung dari perang atau pun dari serangan teroris.

Baca juga: Hasil Otopsi, Kematian George Floyd adalah Pembunuhan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com