KOMPAS.com - Dua pria yang disewa untuk sebuah aktivitas seks di Australia masuk ke rumah yang salah.
Salah satu dari mereka kemudian berhadapan dengan aparat hukum karena kedapatan membawa parang pada Juli 2019, sebagai bagian dari adegan fantasi seksual yang rencananya mau dia dilakukan.
Namun, berdasarkan laporan media Australia, kini dia sudah bebas.
Baca juga: Pengasuh Ini Berhubungan Seks dengan Bocah Lelaki 13 Tahun dan Mengandung Anaknya
Cerita itu bermula ketika dua pria itu disewa untuk melayani fantasi klien yang meminta "diikat, dengan dia mengenakan pakaian dalam, dan dibelai dengan sapu".
Hakim menyimpulkan bahwa "fakta-fakta dari kasus ini tidak biasa".
Permainan fantasi seksual itu diatur melalui Facebook oleh seorang pria yang tinggal dekat Griffith, New South Wales, yang memberikan alamatnya kepada kedua laki-laki itu dan kemudian menyewa mereka.
Baca juga: Heboh Pria Curi 126 Pasang Sandal untuk Dipakai Berhubungan Seks
"Dia bersedia membayar 5.000 dolar Australia (sekitar Rp 48 juta) jika 'layanannya' itu benar-benar baik," kata hakim.
Namun, klien itu ternyata pindah ke alamat lain yang berjarak 50 km dari alamat sebelumnya, tanpa memberi tahu kedua orang itu.
Akibatnya, mereka memasuki rumah yang salah.
Ketika pemilik rumah itu melihat lampu menyala di dapur pada pukul 06:15, dia menganggap itu adalah temannya yang datang setiap hari ke rumahnya untuk membuat kopi pagi.
Baca juga: Berhubungan Seks di Rel, Sepasang Kekasih Hampir Terlindas Kereta Api
Ketika kedua laki-laki itu memanggil nama klien mereka, pemilik rumah menyalakan lampu, dan melihat mereka tengah berdiri di atas tempat tidurnya dengan parang.
Saat dua laki-laki itu menyadari kesalahan mereka, salah dari mereka mengatakan "Maaf, sobat" dan menjabat tangan pemilik rumah, menurut laporan media setempat.
Kedua lelaki itu kemudian pergi ke alamat yang benar, di mana si pemesan melihat satu dari laki-laki itu membawa "pisau besar" di celananya.
Baca juga: Usai Diduga Berhubungan Seks, Selebgram Ini Akan Nikahi Anak Tirinya
Klien itu kemudian memasak bacon, telur, dan mie, dan tidak lama kemudian, polisi tiba di rumahnya dan menangkap pasangan yang disewa itu.
Hakim memutuskan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan tindakan pria itu disengaja.
"Mereka membawa parang sebagai properti atau sesuatu untuk digunakan dalam fantasi seks itu," katanya.
"Fantasi itu tanpa direncanakan dan ada diskresi tentang bagaimana aktivitas seks itu akan dilakukan."
Seorang pengacara untuk Terrence Leroy, salah satu terdakwa, mengatakan: "Ini adalah perjanjian komersial untuk mengikat dan membelai klien setengah telanjang dengan sapu. Maksudnya bukan untuk mengintimidasi."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.