Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir Mohamad Berjanji Akan Lengserkan PM Malaysia Muhyiddin Yassin

Kompas.com - 20/05/2020, 22:55 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan, dia akan berusaha melengserkan penerusnya, Muhyiddin Yassin,

Mahathir mengejek sang PM Malaysia karena sudah mengembalikan negara ke tangan partai korup, yang ditolak rakyat dalam pemilihan 2018.

Peluang kembali terjadinya kekisruhan politik terjadi di tengah krisis kesehatan dan kolapsnya ekonomi karena wabah virus corona.

Baca juga: Raja Malaysia Sudah Minta Mahathir Mohamad Tak Mengundurkan Diri

Mahathir Mohamad, yang mengundurkan diri pada Februari, mempertanyakan pemerintahan Muhyiddin Yassin yang berkoalisi dengan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).

Politisi berusia 94 tahun dalam konferensi via Zoom menegaskan, kesepakatan yang dibuat dengan jalur belakang adalah salah kaprah.

"Kami ingin memberikan kepada rakyat pemerintahan yang sejak awal sudah mereka mandatkan. Itu tujuan kami," tegas politisi berjuluk Dr M itu.

Sempat menjadi bagian dalam pemerintahan koalisi Pakatan Harapan, Muhyiddin membuat manuver mengejutkan dengan dilantik sebagai PM Malaysia pada 1 Maret.

Dilansir Reuters via Malay Mail Rabu 920/5/2020), oposisi menyatakan bahwa kekuasaan Muhyiddin tidak sah karena bukan dari rakyat melalui mekanisme pemilu.

Pada awal pekan ini, pemerintah menghindari mosi tidak percaya dari Dr M, bersikukuh parlemen memberi prioritas bagi penanganan virus corona dan ekonomi yang melemah.

Namun politisi yang pernah berkuasa pada 1981-2003 itu menerangkan, aliansi Perikatan Nasional Muhyiddin hanya unggul tipis di Parlemen Malaysia.

Baca juga: Mahathir Tidak Keberatan Dicopot sebagai Petinggi Partai, tapi dengan Syarat

Karena itu, dia akan bekerja sama dengan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, meski mereka kerap terlibat ketegangan, untuk menggulingkan PM Malaysia.

"Dia jelas akan berada dalam masalah besar. Karena berapa pun kesempatan yang kami punya untuk membuktikan dia tak sah, kami akan melakukannya," jelasnya.

Dia menyatakan, oposisi Pakatan bakal menolak resolusi yang dilayangkan pemerintah, bahwa mosi tidak percaya tak bisa dilakukan.

Pensiun pada 2003, Mahathir Mohamad kembali turun gunung untuk menggulingkan PM Najib Razak, dengan berkolaborasi bersama Anwar Ibrahim.

Namun pada akhir Februari, Mahathir memutuskan pengunduran diri buntut pertemuan rahasia antara partainya, Bersatu, dengan UMNO.

Mahathir dalam serangkaian kesempatan kemudian menyatakan bahwa dia mundur, baik sebagai PM maupun Ketua Bersatu, karena sudah tak diinginkan partainya.

Baca juga: Mahathir Mohamad Ungkap Alasannya Mundur sebagai PM Malaysia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com