Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuai Kontroversi, Trump Diselidiki soal Pemecatan Irjen Deplu AS

Kompas.com - 17/05/2020, 15:48 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kongres Demokrat pada Sabtu (16/5/2020) meluncurkan penyelidikan ke Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, atas pemecatannya kepada Irjen Deplu AS Steve Linick.

Linick merupakan Inspektur Jenderal Departemen Luar Negeri AS yang bertugas mengawasi jalannya pemerintahan, dan sedang menyelidiki Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Pemecatan mendadak ini adalah yang ketiga dilakukan Trump sejak April, terhadap pejabat yang bertugas memantau kesalahan dan penyalahgunaan wewenang. Trump pun mendapat kecaman dari partainya sendiri.

Baca juga: Trump Pecat Inspektur Jenderal AS yang Menyelidiki Menlu Mike Pompeo

"Pemecatan beberapa Inspektur Jenderal belum pernah terjadi sebelumnya," demikian penggalan kalimat di tweet anggota Partai Republik Mitt Romney.

"Ini merupakan ancaman bagi demokrasi dan celah dalam keseimbangan kekuasaan konstitusional," lanjutnya.

Kemudian dua anggota senior Demokrat - Senator Bob Mendez dan anggota kongres Eliot Engel - mengatakan, mereka "dengan tegas menentang pemecatan bermotif politik."

Anggota parlemen mengatakan, Linick dinilai telah "memulai penyelidikan atas kesalahan Menlu Pompeo", dan pemecatan itu "dirancang untuk melindungi Menlu Pompeo dari akuntabilitas pribadi - dan mungkin pembalasan ilegal."

Baca juga: Menlu AS Akui Bukti Virus Corona dari Lab Wuhan Tidak Pasti

Seorang pembantu kongres Demokrat yang tidak mau disebut namanya mengungkapkan, Linick sedang menyelidiki keluhan bahwa Pompeo menunjuk orang secara politis melakukan tugas pribadi untuk dirinya dan istrinya, Susan.

CNN mengutip seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS melaporkan, Pompeo telah merekomendasikan Stephen Akard yang dipecat dan dipilihnya sendiri, untuk menggantikan Linick.

Menurut undang-undang, pemerintah harus memberitahu 30 hari sebelumnya kepada Kongres tentang rencana menghentikan seorang Irjen.

Secara teori, aturan ini memberi waktu bagi parlemen untuk mempelajar langkah tersebut - dan memprotesnya jika diperlukan.

Tapi pemecatan-pemecatan sebelumnya terjadi tanpa hambatan, dan mereka yang didepak telah digantikan oleh sekutu politik presiden dari Partai Republik.

Baca juga: Trump Tak Mood Berbicara dengan Presiden China Xi Jinping

Engel yang mengepalai Komite Urusan Luar Negeri DPR, dan Menendez anggota elite Demokrat di Komite Hubungan Luar Negeri Senat, meminta Gedung Putih dan Deplu menyerahkan catatan pemecatan Linick.

Seorang pelapor yang tidak mau disebut namanya mengatakan, Linick sedang menyelidiki adanya keluhan Pompeo menyalahgunakan seorang pejabat politik untuk melakukan tugas-tugas pribadi untuk dirinya dan istrinya.

Diplomat terkemuka Washington itu telah membuat orang curiga karena sering bepergian keliling dunia dengan pesawat dinas bersama istrinya Susan Pompeo, yang tidak memiliki peran resmi.

Tiga pemecatan oleh Trump

Pompeo adalah salah satu pembantu Trump yang paling tepercaya.

Dalam beberapa bulan terakhir, Pompeo menggeser kebijakan luar negeri AS ke kanan - mendorong serangan pesawat tak berawak yang menewaskan seorang panglima perang Iran, dan mengemukakan teori bahwa pandemi Covid-19 berasal dari laboratorium Cina.

Linick yang dulunya seorang jaksa penuntut ditunjuk pada 2013 oleh pendahulu Trump, Barack Obama, untuk mengawasi diplomasi AS.

Baca juga: Kritik Penanganan Covid-19 di AS, Obama: Banyak yang Pura-pura Bukan Tugasnya

Dia memainkan peran kecil dalam pemakzulan Trump tahun lalu, menyerahkan dokumen Kongres oleh pengacara Trump Rudy Giuliani dengan klaim yang belum terbukti.

Trump mengulangi tuduhan kepada Presiden Ukraina dan mendesaknya untuk menyingkir, sementara membekukan bantuan militer ke Kiev yang memerangi separatis yang didukung Rusia.

Dia telah mendepak inspektur jenderal untuk Pentagon, komunitas intelijen dan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, serta seorang pejabat kesehatan senior yang mempertanyakan promosi Trump mengenai terapi obat Covid-19 yang belum terbukti.

Baca juga: Papan Iklan di New York Bertuliskan Jam Kematian Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com