Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penasihat Medis China Sebut Wuhan Tak Jujur soal Virus Corona

Kompas.com - 17/05/2020, 15:41 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN

BEIJING, KOMPAS.com - Otoritas Wuhan tak jujur ketika virus corona pertama kali merebak di wilayah mereka, ujar seorang penasihat medis China.

Dr Zhong Nanshan, pejabat top Negeri "Panda" untuk urusan penyakit pernapasan itu mengungkap fakta itu dalam wawancara eklusif dengan CNN.

Di China, Zhong dikenal sebagai "pahlawan SARS" karena memimpin tim medis dalam memerangi wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) pada 2003.

Baca juga: Wuhan Gelar Tes Massal Covid-19, Warga Takut Muncul Gelombang Kedua Corona

Karena itu, ketika ada virus corona (virus yang sama pada SARS) yang tak diketahui jenisnya menghantam Wuhan, dia pergi menyelidikinya.

Pada 20 Januari dikutip CCTV, adalah Dr Zhong Nanshan yang mengumumkan bahwa patogen itu bisa menular dari manusia ke manusia.

Padahal selama beberapa pekan sejak kasus pertama terdeteksi Desember 2019, pemerintah Wuhan menegaskan virus itu tidak menular.

Malah, seperti dilansir pada Minggu (17/5/2020), otoritas ibu kota Provinsi Hubei itu mengklaim wabah tersebut "bisa dicegah dan terkendali".

Namun, Beijing memutuskan menerjunkan tim pakar dari Komisi Kesehatan Nasional (NHC), dengan Zhong salah satunya, guna menyelidikinya.

Saat berkunjung pada 18 Januari, Dr Zhong mengatakan dia menerima telepon dari kolega maupun mantan mahasiswanya, memperingtkan situasinya lebih buruk dari yang dia dengar.

Baca juga: Wuhan Berencana Tes Virus Corona ke 11 Juta Penduduknya

"Pemerintah lokal, mereka tidak jujur saat itu. Awalnya mereka tetap bungkam, hingga saya berujar mungkin jumlah yang terinfeksi jauh lebih besar," paparnya.

Dr Zhong Nanshan menceritakan, dia mulai curiga karena selama 10 hari, angka warga yang terpapar Covid-19 terus berada di level 41.

Dia mengaku tidak percaya dengan hasil tersebut. Jadi, dia terus menerus meminta otoritas lokal agar memberikan data yang sebenarnya.

"Saya berasumsi awalnya mereka menolak untuk menjawab pertanyaan saya," jelasnya. Perjuangannya mendapatkan data berbuah dua hari kemudian.

Pada 20 Januari, ketika sudah berada di Beijing, dia akhirnya mendapat pemberitahuan bahwa kasus infeksi mencapai 198, tiga orang meninggal, dan 13 tim medis tertular.

Baca juga: Sebulan Tanpa Kasus Infeksi, Wuhan Laporkan Klaster Covid-19 Baru

Saat menggelar rapat dengan pemerintah pusat, termasuk dihadiri juga oleh Perdana Menteri Li Keqiang, dia mengusulkan agar Wuhan ditutu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com