Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir Tidak Keberatan Dicopot sebagai Petinggi Partai, tapi dengan Syarat

Kompas.com - 15/05/2020, 12:53 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Ketua Bersatu Tun Dr Mahathir Mohamad mengaku tidak keberatan dicopot dari posisinya sebagai petinggi partai, asalkan dilakukan secara sah.

Dilansir dari Malay Mail pada Kamis (14/5/2020), Mahathir menekankan Bersatu boleh melengserkan dirinya jika sesuai dengan konstitusi partai, bukan digulingkan di belakang.

Dalam sebuah video yang diunggah di Facebook-nya kemarin, Mahathir mengatakan ketika dia memimpin UMNO dan akan melengserkan Anwar Ibrahim pada akhir 1990-an, dia masih memberi kesempatan Anwar untuk bertemu dan mengutarakan pembelaannya.

Baca juga: Mahathir Mohamad Ungkap Alasannya Mundur sebagai PM Malaysia

"Dan kami telah menemukan banyak kesalahan yang telah dilakukan dalam upaya untuk menyingkirkan saya."

"Saya tidak keberatan dicopot, tapi lengserkan saya sesuai undang-undang dan konstitusi partai. Bahkan jika Anda ingin mencopot saya, silakan undang saya."

"Ketika saya memimpin UMNO dan Dewan Tertinggi ingin mencopot Datuk Seri Anwar Ibrahim, dia diundang dan diberi kesempatan untuk berbicara selama pertemuan."

"Tetapi mereka bahkan tidak ingin saya di sana dan mengizinkan saya untuk berbicara," terang politisi berjuluk Dr M itu, dikutip dari Malay Mail.

Baca juga: Mahathir dan Anwar Ibrahim Kembali Bersatu, Ada Apa?

Pria 94 tahun itu juga menunjukkan bahwa panggilan untuk bertemu Dewan Tertinggi Partai (MPT) pada 11 Mei sebelum ditunda ke tanggal berikutnya, adalah pelanggaran hukum di berbagai tingkatan.

Menurut konstitusi Bersatu, satu-satunya yang berwenang untuk memanggil pertemuan MPT adalah ketua partai, posisi yang sedang dipegang Mahathir.

Presiden partai Tan Sri Muhyiddin Yassin hanya berwenang memanggil pertemuan jika ketua tidak sanggup hadir, sakit, atau berada di luar negeri.

Baca juga: Mosi Tidak Percaya Mahathir pada PM Malaysia Diterima Parlemen

Lebih lanjut, Mahathir menunjukkan bahwa MPT Bersatu adalah MPT-nya. Dengan tidak mengundang dia dan putranya yang merupakan wakil presiden partai, Datuk Seri Mukhriz Mahathir, pertemuan itu tidak sah di mata konstitusi partai.

Ia menambahkan, surat undangan juga tidak menyebutkan agenda atau mosi dari pertemuan tersebut.

Hal itu menyalahi aturan, karena mereka yang diundang harus tahu dan bersiap untuk topik yang akan dibicarakan.

Baca juga: Dikritik Mahathir Mohamad Tak Sabaran, Ini Sindiran Anwar Ibrahim

"Ini juga kesalahan besar. Saya yakin Muhyiddin telah tertular penyakit UMNO karena dia suka melakukan sesuatu tanpa mengikuti konstitusi partai."

"Misalnya, dia masih berpikir (Datuk Seri) Hamzah (Zainuddin) adalah sekretaris jenderal partai."

"Hamzah tidak bisa jadi sekjen. Bahkan jika dia diangkat, sesuai dengan konstitusi partai, saya harus menyetujuinya terlebih dahulu. MPT juga memiliki persyaratan untuk mantan anggota UMNO yang bergabung dengan partai."

Baca juga: Kontak dengan Politisi yang Terkena Virus Corona, Mahathir Mohamad Mengarantina Diri

"Pertama mereka harus meninggalkan UMNO dan mandiri dalam jangka waktu tertentu. Mereka kemudian dapat mendaftar untuk bergabung dan jika diterima serta mereka adalah anggota Bersatu, mantan anggota UMNO masih tidak bisa memegang posisi partai apa pun," bantah Dr M.

Mahathir pun menerangkan, sesuai dengan konstitusi partai dan keputusan sebelumnya, Datuk Marzuki Yahya dari Penang masih menjadi Sekjen Bersatu yang sah.

Namun Muhyiddin tampaknya menentang konstitusi partai dengan mencopot pendukung Mahathir tersebut dan menggantinya dengan Hamzah pada 26 Maret.

Baca juga: Mahathir Tak Berencana Pensiun, Kritik Anwar Ibrahim Tidak Sabaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com