Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Diduga Kerahkan Hacker, Curi Kriptokurensi guna Cegah Krisis Keuangan Korut

Kompas.com - 15/05/2020, 11:22 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Mirror

PYONGYANG, KOMPAS.com - Kim Jong Un dikhawatirkan telah mengerahkan pasukan peretas (hacker), dalam upaya mencegah Korea Utara jatuh ke krisis keuangan.

Dilansir dari Mirror pada Rabu (13/5/2020), Kim Jong Un dikatakan telah menginstruksikan kelompok peretas Korea Utara, Lazarus, untuk mencuri kriptokurensi seperti Bitcoin.

Sindikat rahasia ini mulai tenar pada 2014, setelah meretas Sony Pictures sebagai pembalasan atas rencana perilisan film The Interview, sebuah komedi tentang pembunuhan Kim Jong Un.

Baca juga: Kim Jong Un dan Para Wanita di Lingkar Kekuasaannya

Bersama 2 kelompok hacker lainnya, mereka mencuri 571 juta dollar AS (Rp 8,5 triliun) mata uang kripto dari 5 bursa Asia antara Januari 2017 hingga September 2018.

Hal itu diungkapkan oleh laporan pemerintah Amerika Serikat (AS).

Kini dengan perekonomian Korut diguncang oleh pandemi virus corona dan sanksi internasional, Lazarus dikabarkan telah memulai serangkaian serangan APT (Advanced Persistent Threat) baru.

Baca juga: Beragam Rumor Kim Jong Un, dari Isu Kembaran hingga Sengaja Menghilang

"Kelompok APT Lazarus, yang diduga disponsori oleh pemerintah tertentu, semakin terlibat dalam kejahatan siber dalam dan di luar Korea Selatan," ujar EST Security yang berbasis di Seoul.

"Lazarus yang disponsori pemerintah sedang melakukan serangan APT besar tidak hanya di Korea, tetapi juga di komunitas internasional termasuk Amerika Serikat.

Sebuah dokumen yang dikirim Lazarus terkait dengan penanganan pandemi di sebuah kota besar, kata perusahaan keamanan siber itu.

Baca juga: Dapat Medali Perang Dunia II dari Putin, Kim Jong Un Tak Hadir

File lainnya disamarkan sebagai dokumen untuk mempekerjakan perusahaan dirgantara AS.

Serangan ini menargetkan orang yang berdagang mata uang kripto, dengan ada yang menyamar sebagai kontrak pengembangan perangkat lunak blockchain.

Serangan ini adalah bentuk phishing di mana target diberi umpan dengan informasi khusus untuk kepentingan mereka, agar calon korban membuka file berbahaya tersebut.

Baca juga: Kim Jong Un Muncul Kembali, Trump Mengaku Senang

Sebagai contoh EST Security mengatakan, para peretas secara konsisten menggunakan surel yang disamarkan sebagai tawaran pekerjaan untuk menyebarkan malware.

"Grup Lazarus adalah salah satu ancaman tingkat nasional representatif yang menargetkan Korea Selatan dan Amerika Serikat."

"Mereka mengatur operasi infiltrasi siber dan mendapatkan mata uang asing melalui perbankan online dan meretas pertukaran Bitcoin."

"File digunakan sebagai umpan untuk menargetkan pekerja di perusahaan dan institusi besar, dan ancaman baru-baru ini telah meningkat secara signifikan, (sehingga) membutuhkan perhatian khusus," pungkas pernyataan EST Security yang dikutip Mirror.

Baca juga: Kim Jong Un dan Ri Sol Ju, Replika Pasangan John F Kennedy dan Jackie Kennedy

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com