Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembatasan Aktivitas Belum Longgar, Warga Melbourne Mulai Keluar Rumah

Kompas.com - 08/05/2020, 12:20 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Beberapa waktu terakhir, semakin banyak warga yang keluar di kota Melbourne.

Padahal aturan pembatasan pergerakan warga masih diberlakukan karena tindakan pelonggaran aturan batasan di Victoria baru akan dikaji lagi setelah 11 Mei.

Di salon milik Frank Valvo yang terletak tidak jauh dari pusat kota Melbourne, jumlah pelanggan yang terus bertambah membuat seolah-olah pandemi dengan kondisi darurat tingkat 3 sedang tidak berlaku.

"Kami betul-betul sibuk. Seluruh pesanan sudah penuh," kata Valvo.

Selama ini salon rambut memang diperbolehkan tetap buka, namun Valvo menutup salonnya selama empat minggu di akhir Maret untuk melindungi karyawannya, selain juga pelanggan yang tidak ada.

Salon Valvo dibuka lagi dua minggu lalu, dengan jam yang lebih pendek, dengan hanya separuh pelanggan yang bisa dilayani dari biasanya.

Baca juga: Guru Asal Indonesia di Australia Khawatir soal Pembukaan Sekolah Kembali

"Sebelum kami tutup, semua orang cemas, sehingga kami memutuskan untuk tutup guna memastikan semua orang sehat dan maasing-masing bisa melakukan isolasi di rumah," kata Valvo.

"Sekarang, pelanggan kembali lagi. Ini tampaknya lebih dari sisi sosial. Banyak orang yang rindu untuk berbicara dengan orang lain."

Meski begitu, salon milik Valvo hanya menerima pelanggan yang sudah membuat janji terlebih dahulu.

Hal itu untuk memastikan mereka datang di jam yang berbeda dan bisa menghindari kontak fisik.

Para pekerja salon juga mengenakan masker ketika melayani pelanggan.

Valvo melihat adanya perbedaan perilaku antara pertama kali pembatasan pergerakan warga diberlakukan dengan saat ini.

"Mereka tampak gembira ketika datang. Sebelumnya semua orang merasa was-was dan bertanya-tanya mengenai kemungkinan apa yang akan terjadi."

Baca juga: Tidak Ada Lagi Kasus Positif Virus Corona di Canberra, Ibu Kota Australia

Pusat perbelanjaan kian ramai

Warga di negara bagian Victoria, termasuk di Melbourne tampak lebih santai. Pejalan kaki yang sebelumnya tidak terlihat di pusat kota Melbourne kini sudah terlihat lagi.

Ketika pembatasan pergerakan warga pertama kali diumumkan, 90 persen pejalan kaki tidak terlihat.

Namun di awal pekan ini terjadi peningkatan hingga 75 persen jumlah pejalan kaki.

"Memang masih sangat rendah namun kita sudah mulai melihat adanya peningkatan kegiatan," kata Walikota Melbourne Sally Capp.

"Kita mulai melihat restoran dan cafe yang melakukan inovasi dalam bisnis mereka, warga mulai ke kota untuk fisio terapi misalnya, juga semakin banyak toko yang buka".

"Saya kira warga mulai percaya diri untuk keluar, karena mereka melihat angka penyebaran virus terus menurun."

Baca juga: Australia dan China Terus Bersitegang soal Penyelidikan Asal-usul Covid-19

Pemilik mall besar Highpoint Shopping Centre yang terletak di Maribyrnong, sekitar 10 kilometer dari Melbourne CBD mengatakan semakin banyak orang yang datang berbelanja dalam 10 hari terakhir.

Grant Taylor, dari GTP group mengatakan banyak toko yang berencana buka mulai pekan depan setelah perkiraan keadaan darurat di Victoria akan dicabut.

Namun beberapa toko sudah buka minggu ini, termasuk toko kosmetik besar Mecca dan Apple.

Meski aktivitas warga meningkat, Kepolisian Victoria yang sebelumnya menjatuhkan denda bagi mereka yang diangap melanggar aturan mulai melonggarkan denda.

Pada awal April, ketika polisi pertama kali diberi kuasa menjatuhkan denda, mereka menjatuhkan denda terhadap 142 orang dalam sehari.

Baca juga: Ramadhan 2020, Masjid Australia Bagikan Hidangan Takjil Drive-through

Setelah mendapat kritik tajam, Wakil Kepala Polisi Victoria Shane Patton meminta petugas hanya menjatuhkan denda untuk kasus-kasus yang dianggap "parah".

Sampai saat ini sebenarnya warga di Victoria hanya boleh keluar rumah untuk empat alasan yaitu belanja makanan dan kebutuhan pokok, latihan fisik, bekerja atau pendidikan dan pengobatan atau memberi bantuan layanan kesehatan kepada yang lain.

Pada Jumat (8/5/2020), Kabinet Nasional Australia akan menentukan bentuk kelonggaran apa yang akan mulai berlaku di Australia dengan kebijakan pelaksanaan diserahkan kepada negara bagian masing-masing.

Kepala Bidang Medis dari negara bagian Victoria Brett Sutton mengatakan publik akan segera diberitahu setelah pertemuan soal pelonggaran yang akan diberlakukan di Victoria.

"Saya berharap sama dengan warga Victoria lainnya akan ada pelonggaran. Saya bisa merasakan rasa frustrasi yang ada."

Baca juga: Kronologi Perselisihan Australia-China soal Penyelidikan Asal-usul Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com