Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS dan China Bersitegang soal WHO, Pertemuan Virtual G20 Terpaksa Dibatalkan

Kompas.com - 25/04/2020, 18:35 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Pertemuan virtual para pemimpin G20 harus dibatalkan di menit terakhir setelah AS dan China bersitegang soal Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Berdasarkan keterangan sumber yang membantu telekonferensi itu, Washington ingin menyelidiki organisasi di bawah PBB itu atas respons mereka terhadap virus corona.

China, di sisi lain, menolak dengan tegas untuk mendiskusikan segala rencana guna menginvestigasi WHO, ujar sumber yang tak ingin disebutkan identitasnya itu.

Baca juga: China Tolak Penyelidikan Internasional untuk Ungkap Asal Usul Virus Corona

Perseteruan AS dan Beijing itu berimbas kepada KTT G20 secara virtual yang sedianya dilaksanakan pada Jumat waktu setempat (24/4/2020).

"Dampaknya, konferensi itu diputuskan dibatalkan pada menit-menit terakhir," sumber sebagaiman dilansir oleh SCMP Sabtu (25/4/2020).

Dikatakan bahwa pertemuan itu masih bisa terjadi jika kedua negara sepakat soal WHO, atau setidaknya membahas mengenai hal sensitif itu.

Pertemuan itu rencananya bakal dihadiri baik oleh Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping, yang diketuai oleh Arab Saudi.

Panitia penyelenggara KTT G20 tidak merespons surel yang dikirimkan oleh SCMP mengenai pembatalan agenda pertemyan virtual tersebut.

Shen Dingli, Profesor Hubungan Internasional di Fudan University Shanghai berujar, China berpikir pembekuan bantuan bagi WHO adalah upaya menyalahkan mereka.

Selain itu, penangguhan tersebut merupakan bentuk ketidakmampuan Washington dalam menangani virus corona, yang sudah membunuh 52.000 di AS.

Baca juga: WHO Bersikeras Tak Sembunyikan Apa Pun dari AS soal Virus Corona

"Tetapi AS berpikir WHO adalah bagian dari China, dengan Beijing harus bertanggung jawab atas banyaknya korban di AS," ucap Shen.

"Relasi China dan AS sudah mulai menunjukkan penurunan secara signifikan dan sangat mengkhawatirkan. Masa depan menjadi mencekam," lanjutnya.

KTT G20 pertama secara virtual dilaksanakan pada 26 Maret, di mana negara anggota sepakat untuk melakukan "yang bisa dilakukan guna mencegah wabah".

Di antara kesepakatan tersebut adalah paket bernilai 5 triliun dollar AS, sekitar Rp 77.635 triliun, untuk membantu ekonomi global.

Sejak saat itu, ketegangan mengenai peran WHO dalam mencegah Covid-19 menjadi isu yang serius baik oleh Washington maupun Beijing.

Pada awal April, Trump melontarkan ancaman bakal melakukan pemotongan bantuan, seraya menuduh organisasi itu menyebarkan "informasi sesat" mengenai virus corona.

Baca juga: WHO Sebut Afrika Bakal Jadi Pusat Wabah Covid-19 Selanjutnya

Dia kemudian membandingkan setiap tahun, AS menggelontorkan hingga 500 juta dollar AS, sekitar Rp 7,7 triliun, untuk mendanai organisasi kesehatan itu.

Ilustrasi virus corona untuk anak-anak, diambil dari buku #COVIBOOK karya Manuela Molina.Manuela Molina Ilustrasi virus corona untuk anak-anak, diambil dari buku #COVIBOOK karya Manuela Molina.

Di sisi lain, presiden berusia 73 tahun itu menyebut Negeri "Panda" "hanya" menyumbang sekitar 40 juta dollar AS, atau Rp 621,3 miliar.

"Sebagai sponsor terbesar dalam organisasi ini, sudah selayaknya AS menuntut adanya pertanggungjawaban," ujar Trump di Gedung Putih.

Pada Kamis (23/4/2020), Beijing kemudian menyatakan bakal menambah dana hingga 30 juta dollar AS, sekitar Rp 465,9 miliar, untuk memerangi Covid-19.

Jia Qingguo, Profesor Hubungan Internasional Universitas Peking menerangkan, hubungan dua negara sudah menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Saat PM Jepang Shinzo Abe Serukan Negara-negara Dunia Dukung WHO...

Wabah Covid-19, yang mulai merajalela di Wuhan pada akhir Desember 2019, membuat hubungan bilateral dua negara semakin menukik.

Jia menjelaskan, patogen dengan nama resmi SARS-ov-2 itu seharusnya menjadi kesempatan bagus bagi keduanya untuk bergandengan tangan.

"Tapi AS malah memilih untuk menyalahkan China, dengan China menggunakan alasan itu untuk semakin mengintensifkan konfrontasi," jelasnya.

Jia memprediksi, jika Trump sampai terpilih lagi saat Pilpres AS November, konfrontasi dua negara bakal semakin meluas.

Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang memperingatkan AS agar "tak melawan komunitas internasional" dengan merendahkan WHO.

Para pemimpin G20 direncanakan untuk menggelar pertemuan secara tatap muka pada 21-22 November mendatang di Riyadh, Saudi.

Baca juga: WHO: Belum Ada Bukti Pasien yang Sudah Pulih Punya Kekebalan Tubuh atas Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com