Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paksa Simpanse Naik Sepeda dan Sempotkan Disinfektan, Kebun Binatang Thailand Dikecam

Kompas.com - 15/04/2020, 21:21 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

BANGKOK, KOMPAS.com - Kebun binatang di Thailand menuai kemarahan publik setelah memaksa seekor simpanse untuk naik sepeda dan menyemprotkan disinfektan.

Video yang dirilis Samutprakarn Crocodile Farm and Zoo menunjukkan monyet itu mengenakan masker dan baju Hawaii serta celana denim.

Setelah itu bersama si pawang, simpanse naik ke sepeda anak-anak dengan tangki berisi disinfektan ditempatkan di bagian belakang.

Baca juga: Cegah Virus Corona, Bayi Baru Lahir di Thailand Dipasangkan Pelindung Wajah

Dalam video berdurasi sekitar satu menit, hewan itu awalnya dirantai di balok kayu sebelum mengenakan popok serta masker.

Setelah memakai pakaian, hewan itu berkeliling kebun binatang bersama pawangnya sembari menyemprotkan disinfektan dari sepedanya.

Setelah itu akhir video, si pawang berusaha memuji simpanse itu dengan memuji apa yang dia lakukan, dilansir Daily Mail Rabu (15/4/2020).

Kelompok pelindung binatang, PETA, menyatakan rekaman tersebut "sangat memilukan", dan menyebut Samutprakarn sebagai "tempat yang buruk".

Juru bicara organisasi, Nirali Shah, menerangkan Samutprakarn mengatakan hewan seperti si simpanse dipaksa menjalani hidup menyedihkan setiap hari.

"Secara rutin mereka dilecehkan, dirantai. Ketika mereka tidak dipakai untuk 'pertunjukan', maka mereka akan dirantai lagi," kecam Shah.

Direktur kebun binatang, Uthen Yangpraphakorn, mengklaim binatang itu diperbantukan untuk membersihkan seluruh fasilitas tersebut.

Mereka bersiap jika saja pemerintah Thailand membuka kembali lockdown yang sudah diterapkan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Baca juga: Turis Berkurang karena Corona, Gajah Thailand Alami Kelaparan

"Kami langsung tutup sejak pemerintah memberikan instruksi itu. Jadi tak ada yang bisa kami lakukan selama ini," ujar Yangpraphakorn.

Dia menjelaskan kera itu sudah dilatih di pertanian. Jadi, dia perlu untuk menggerakkan badannya selama penerapan lockdown.

Kelompok penyayang hewan berkali-kali meminta agar tempat itu ditutup, setelah adanya laporan gajah kurus dilecehkan, beruang di kolam kotor, hingga buaya malnutrisi.

Penyelidik PETA menegaskan, mereka mendapatkan sejumlah bukti pada tahun lalu. Termasuk ada hewan yang disiksa menggunakan tongkat bambu.

"PETA sudah melayangkan laporan kepada kepolisian Thailand, mendesak mereka untuk menyelidiki tempat itu," beber Shah.

Baca juga: Thailand Perpanjang Larangan Penerbangan Internasional

Ini bukan kali pertama Samutprakarn menuai kontoversi. Desember 2019, sebuah video memperlihatkan seekor gajah kurus dipaksa berakrobat di tengah penonton.

Sejauh ini, Negeri "Gajah Putih" melaporkan 2.643 kasus Covid-19, dengan 43 di antaranya meninggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Bersiap Serangan Darat?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Bersiap Serangan Darat?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com