Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Negara Pertama yang Catatkan 2.000 Kematian Covid-19 dalam Sehari

Kompas.com - 11/04/2020, 20:57 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC,AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) menjadi negara pertama di dunia yang mencatatkan lebih dari 2.000 korban meninggal akibat virus corona dalam sehari.

Angka tersebut tercatat pada Jumat (10/4/2020), yang membuat Negeri "Uncle Sam" kian muram di saat miliaran orang di seluruh dunia merayakan hari Paskah.

Dilansir dari AFP, pada Jumat AS melaporkan 2.108 korban meninggal baru yang merupakan jumlah korban harian tertinggi dibandingkan negara mana pun.

Baca juga: 2.200 Lebih Kasus Kematian Akibat Covid-19 Tercatat di Panti Jompo AS

Dengan lebih dari 500.000 kasus infeksi Covid-19 yang dilaporkan, AS juga memiliki kasus virus corona terbanyak di dunia.

Sementara itu jumlah kasus secara global kini mencapai lebih dari 1,7 juta dan jumlah kematian melewati angka 103.000 pada Jumat.

Namun Presiden Donald Trump mengatakan, dengan jumlah kasus di AS yang "mendekati puncaknya" dan physical distancing yang bekerja dengan baik, dia mempertimbangkan untuk menggerakkan kembali roda perekonomian.

Baca juga: Trump: AS Tidak Perlu Pengujian Massal Virus Corona, tapi...

Trump mengakui risiko kematian akan lebih tinggi jika bisnis dimulai kembali terlalu cepat.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun pada Jumat telah memperingatkan negara-negara agar tidak mencabut lockdown terlalu cepat.

"Tapi tahukah Anda? Tetap di rumah menyebabkan kematian juga," kata Trump menunjuk pada penderitaan ekonomi besar-besaran bagi jutaan orang AS.

Baca juga: Di Tengah Wabah Corona, Trump Ingin Perekonomian AS Mulai Aktif Awal Mei

Gubernur New York Andre Cuomo mengatakan, jutaan orang di negara bagian harus dites virus corona sebelum perekonomian dimulai lagi.

New York sendiri adalah negara bagian dengan dampak Covid-19 terparah di Negeri "Uncle Sam" dengan 172.358 kasus dan 7.844 korban meninggal hingga Sabtu (11/4/2020).

Banyaknya korban berjatuhan di New York membuat pemerintah setempat langsung menggali kuburan massal.

Baca juga: Mengapa Kasus Covid-19 di New York Terbanyak di Dunia? Ini Penyebabnya

Lokasi yang dipilih adalah di Pulau Hart di luar Bronx, yang telah digunakan selama lebih dari 150 tahun oleh pejabat kota, sebagai situs pemakaman massal bagi orang-orang yang tidak memiliki kerabat dekat atau yang keluarganya tidak mampu membayar biaya pemakaman.

Dilansir dari BBC, foto-foto telah bermunculan menunjukkan para pekerja dengan baju hazmat mengubur peti mati di kuburan massal New York City.

Rekaman dari drone juga menunjukkan para pekerja menggunakan tangga untuk turun ke lubang besar tempat peti mati ditumpuk.

Baca juga: Catatkan Kasus Covid-19 Terbanyak di Dunia, New York Gali Kuburan Massal

Kegiatan pemakaman di situs tersebut telah meningkat di tengah pandemi virus corona. Dari yang biasanya seminggu sehari kini menjadi seminggu lima hari, menurut Departemen Pemasyarakatan.

Tahanan dari Pulau Rikers biasanya yang melakukan pekerjaan itu, tetapi dengan meningkatnya beban kerja baru-baru ini diambil alih oleh kontraktor.

Baca juga: Korban Meninggal Virus Corona di New York Lampaui Tragedi 9/11

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com