Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison Anggap Hanya Dirinya yang Lihat Jangka Waktu Lama Tentang Virus Corona

Kompas.com - 02/04/2020, 17:18 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

CANBERRA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengatakan bahwa dirinya merasa, sebagai satu-satunya pemimpin dunia yang melihat jangka waktu lama untuk penyakit yang disebabkan oleh virus corona.

Oleh karena itu, dia menegaskan kepada warga Australia bahwa situasi "New Normal" kemungkinan akan bertahan sampai enam bulan ke depan.

Terminologi 'New Normal' adalah kondisi di mana terjadi perubahan drastis dalam kondisi ekonomi, politik dan sosial yang mendorong seseorang untuk bisa menghadapi situasi yang ada daripada meratapinya.

Baca juga: Bilik Tes Swab Virus Corona di Korea Selatan Kreatif dan Efektif

Selain meminta warga Australia untuk bisa menerima 'New Normal', Morrison juga mengingatkan tidak ada 'perbaikan instan' yang mampu mengakhiri penyebaran virus corona.

Muncul di acara A Current Affair pada Kamis malam, Mr Morrison mengatakan dia merasa sebagai satu-satunya pemimpin yang melihat jangka waktu yang lama untuk Covid-19.

"Apa yang saya coba lakukan adalah membuat kondisinya sangat jelas bahwa mereka yang berpikir ini semua dapat dilakukan dalam beberapa minggu dengan lockdown sebagaimana mereka menyebutnya, adalah tidak benar," kata Morrison.

Baca juga: Trump Ragukan Data Kasus Virus Corona di China

 

"Aku satu-satunya, tampaknya, pemimpin di dunia saat ini, yang berbicara tentang jangka waktu yang lebih lama."

Morrison mengatakan jangka waktu enam bulan didasarkan pada pemodelan awal yang menunjukkan bagaimana orang Australia dapat menavigasi melalui puncak dan pergi ke sisi lain.

"Itu sebabnya seluruh dunia mengerjakan vaksin," kata Morrison. "Sekarang selain tentang puncak kasus, kita dapat dengan jelas melihat bagaimana kita dapat mengurangi pembatasan dan kita harus berhati-hati soal itu."

Baca juga: Seberapa Besar Pengaruh Gaya Hidup Swedia dalam Melawan Virus Corona?

Sekolah tetap buka

Berbicara di Channel Seven's The Latest, Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan bahwa dia dapat memahami frustrasi warganya. 

"Ini akan menjadi kondisi new normal bagi warga Australia untuk beberapa waktu mendatang," katanya.

"Kami pikir enam bulan adalah perkiraan paling masuk akal untuk saat ini. Saya tentu berharap mungkin lebih cepat dari itu, tetapi bisa juga lebih lama. ”

Baca juga: Dokter Ai Fen, Pengungkap Pertama Virus Corona, Dikabarkan Menghilang

Namun soal sekolah, Morrison lagi-lagi mengatakan tidak ada "alasan kesehatan" mengapa anak-anak tidak bisa bersekolah. Persyaratan itu akan dilanjutkan setelah liburan Paskah.

"Salah satu hal yang paling saya tegaskan adalah bahwa virus ini akan mengambil banyak hal dari kita dalam beberapa bulan mendatang. (Untuk itu) saya tidak ingin merampas pendidikan anak-anak," kata Morrison.

Perdana Menteri Australia itu juga mengatakan kalau dirinya yakin para guru dan sistem sekolah akan terus menempatkan kesehatan dan pendidikan anak-anak di urutan teratas.

Baca juga: Bertarung Lawan Corona dengan Tangan Kosong, Sejumlah Staf Medis Romania Mundur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com