Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Tegas PM Inggris di Tengah Virus Corona: Anda Harus Tinggal di Rumah

Kompas.com - 24/03/2020, 19:52 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

LONDON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menekankan sebuah pesan sederhana nan tegas kepada warganya di tengah wabah virus corona.

"Mulai malam ini (Senin), saya harus memberikan sebuah instruksi sederhana kepada rakyat Inggris: Anda harus tinggal di rumah," kata dia.

Johnson menerangkan, hanya dengan membatasi pergerakan di luar ruangan inilah, maka mereka bisa menahan virus corona di level terkecil, keluarga.

Baca juga: Inggris Terapkan Lockdown ala Italia, Ini Aturan dan Hukumannya

Dilansir BBC Selasa (24/3/2020), PM Inggris berusia 55 tahun itu kemudian menegaskan faktor apa saja yang membuat warga boleh keluar rumah.

  • Berbelanja untuk kebutuhan sehari-hati seperti makanan atau obat-obatan. Kegiatan ini pun sebisa mungkin tidak boleh terlalu sering.
  • Melakukan satu saja jenis olahraga di luar ruangan seperti berlari, berjalan, atau bersepeda. Kegiatan ini boleh dilakukan sendiri atau keluarga dalam satu rumah.
  • Faktor medis. Kebijakan ini mencakup izin untuk memindahkan anak rentan berusia di bawah umur 18 tahun. Seorang pekerja bisa membawanya ke sekolah sepanjang dibutuhkan.
  • Keluar rumah untuk bekerja. Di faktor ini, Johnson menekankan hanya mereka yang profesinya tak bisa dilakukan dari rumah baru bisa bekerja.

"Anda tak boleh bertemu teman. Jika teman Anda mengajak, Anda harus menjawab 'tidak'," ujar Johnson. Dia juga melarang kunjungan ke anggota keluarga lainnya.

Baca juga: Liga Inggris Mungkin Bisa Dilanjutkan asal Tanpa Penonton

Mantan Wali Kota London dari 2008-2016 itu mengumumkan "keadaan darurat nasional" demi melindungi pekerja medis maupun warga lainnya.

Dia menerangkan, aturan ketat ini bakal berlaku selama tiga pekan, dengan jajarannya bakal terus melakukan peninjauan sembari mengamati perkembangan.

Otoritas Negeri "Ratu Elizabeth" melarang orang terlalu lama di luar rumah, dan membatasi jarak setidaknya dua meter di tempat umum.

London juga memutuskan untuk menghentikan segala kegiatan sosial seperti pernikahan, acara baptis, dan upacara lainnya, kecuali pemakaman.

Dengan nada geram, dia menuturkan masih ada sejumlah orang yang tidak mendengarkan imbauan pemerintah untuk tidak terlalu lama di luar rumah.

"Meski saya berterima kasih kepada banyak orang yang menaatinya, nampaknya belum semua menerapkannya," kata dia.

Johnson mengancam, jika ada warga yang mengabaikan aturannya, maka polisi tidak segan untuk melakukan penangkapan atau membatalkan sebuah acara.

Baca juga: Warga Abaikan Social Distancing, PM Inggris Terapkan Lockdown

Tantangan berat

Sejumlah polisi menyatakan, mereka menerima begitu banyak telepon dari publik yang meminta klarifikasi pengumuman tersebut.

Kepala Polisi Northamptonshire Nick Adderley memperingatkan masyarakat untuk tidak coba-coba "melumpuhkan" jalur telepon kesatuannya.

Martin Hewitt, Ketua Dewan Kepala Polisi Nasional berujar, mereka bekerja sama dengan pemerintah dan badan lain untuk menerapkan larangan itu.

Ken Marsh, Kepala Federasi Polisi Metropolitan mengungkapkan, dirinya sedikit ragu karena tidak punya personel yang cukup.

"Ini akan menjadi tantangan berat. Kami akan menanganinya. Tapi kami tak yakin mempunyai sumber daya yang cukup," papar dia.

Hingga Selasa, virus corona yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China, itu sudah menjangkiti 6.650 orang, dan menewaskan 335 di antaranya.

Baca juga: Teori Herd Immunity PM Inggris Atasi Virus Corona Terbukti Gagal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com