Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Virus Corona, Pemakaman di Italia Diiringi Kekhawatiran dan Kesunyian

Kompas.com - 21/03/2020, 14:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Aljazeera

Baik dia maupun rekan-rekannya yang lebih tua tidak pernah menyaksikan sesuatu yang serupa pandemi saat ini.

Sejak awal bulan Maret, Rossini telah mengubur 95 orang. Tidak ada ritual apa pun bagi mereka semua yang dimakamkan.

Baca juga: Stok Sarung Tangan Habis, Dokter di Italia Meninggal akibat Terinfeksi Corona

Sebab, aturan karantina telah diterapkan pemerintah Italia selama masa lockdown berlangsung sampai 3 April mendatang.

"Pemakaman menghadirkan risiko yang sama dengan pertemuan lainnya."

"Saya punya pasien yang tertular virus pada sebuah upacara di Puglia," kata Alessandro Grimaldi, Kepala Unit Penyakit Menular di Rumah Sakit L'Aquila.

Baca juga: Menilik Potensi Untung Rugi di Tengah Virus Corona

Ketika seorang pasien yang terinfeksi virus corona meninggal di rumah sakit, tubuhnya disegel langsung di dalam peti mati, dan dikuburkan.

Jika keluarga belum dikarantina, mereka bisa bergabung dengan pastor paroki setempat yang dilindungi dengan sarung tangan serta masker, dan mengucapkan doa singkat sebelum pemakaman.

Kalau tidak, mereka harus menunggu sampai krisis selesai dan lockdown dicabut, untuk mengucapkan perpisahan terakhirnya.

Baca juga: Dampak Virus Corona pada Bus Pariwisata, 85 Persen Order Batal

Di negara yang sangat Katolik seperti Italia, ini adalah gangguan signifikan dalam persepsi publik dan pribadi tentang kematian.

"Yang dicintai menghilang tiba-tiba, dan ini membuka luka psikologis yang dalam," kata pastor Giulio Dellavita.

Setelah kerabat dinyatakan positif corona, siapa pun yang pernah berkontak langsung harus dikarantina selama 15 hari dan memberi tahu otoritas kesehatan setempat.

Lalu jika kondisi pasien memburuk, mungkin tidak ada kesempatan lagi untuk bertemu mereka.

Baca juga: Selingkuh di Italia, Pria Ini Positif Virus Corona

"Bayangkan, Anda di rumah bersama ibu Anda, yang tiba-tiba merasa sakit. Ambulans lalu datang dan menjemputnya. Mulai sekarang, Anda tidak akan pernah melihat dan mendengarnya lagi, dan tiba-tiba Anda menerima alamat makamnya," ungkap Dellavita.

"Orang-orang mulai bertanya-tanya: Apa yang dia pikirkan, apa yang harus kukatakan? Anda tidak bisa mencerna kehilangan ini dengan benar."

Dellavita memiliki pengalaman langsung tentang fenomena baru dari kehilangan keluarga atau kerabat tercinta ini.

Baca juga: 40.000 Warga Italia Didenda karena Melanggar Aturan Karantina Corona

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com