Baik dia maupun rekan-rekannya yang lebih tua tidak pernah menyaksikan sesuatu yang serupa pandemi saat ini.
Sejak awal bulan Maret, Rossini telah mengubur 95 orang. Tidak ada ritual apa pun bagi mereka semua yang dimakamkan.
Baca juga: Stok Sarung Tangan Habis, Dokter di Italia Meninggal akibat Terinfeksi Corona
Sebab, aturan karantina telah diterapkan pemerintah Italia selama masa lockdown berlangsung sampai 3 April mendatang.
"Pemakaman menghadirkan risiko yang sama dengan pertemuan lainnya."
"Saya punya pasien yang tertular virus pada sebuah upacara di Puglia," kata Alessandro Grimaldi, Kepala Unit Penyakit Menular di Rumah Sakit L'Aquila.
Baca juga: Menilik Potensi Untung Rugi di Tengah Virus Corona
Ketika seorang pasien yang terinfeksi virus corona meninggal di rumah sakit, tubuhnya disegel langsung di dalam peti mati, dan dikuburkan.
Jika keluarga belum dikarantina, mereka bisa bergabung dengan pastor paroki setempat yang dilindungi dengan sarung tangan serta masker, dan mengucapkan doa singkat sebelum pemakaman.
Kalau tidak, mereka harus menunggu sampai krisis selesai dan lockdown dicabut, untuk mengucapkan perpisahan terakhirnya.
Baca juga: Dampak Virus Corona pada Bus Pariwisata, 85 Persen Order Batal
Di negara yang sangat Katolik seperti Italia, ini adalah gangguan signifikan dalam persepsi publik dan pribadi tentang kematian.
"Yang dicintai menghilang tiba-tiba, dan ini membuka luka psikologis yang dalam," kata pastor Giulio Dellavita.
Setelah kerabat dinyatakan positif corona, siapa pun yang pernah berkontak langsung harus dikarantina selama 15 hari dan memberi tahu otoritas kesehatan setempat.
Lalu jika kondisi pasien memburuk, mungkin tidak ada kesempatan lagi untuk bertemu mereka.
Baca juga: Selingkuh di Italia, Pria Ini Positif Virus Corona
"Bayangkan, Anda di rumah bersama ibu Anda, yang tiba-tiba merasa sakit. Ambulans lalu datang dan menjemputnya. Mulai sekarang, Anda tidak akan pernah melihat dan mendengarnya lagi, dan tiba-tiba Anda menerima alamat makamnya," ungkap Dellavita.
"Orang-orang mulai bertanya-tanya: Apa yang dia pikirkan, apa yang harus kukatakan? Anda tidak bisa mencerna kehilangan ini dengan benar."
Dellavita memiliki pengalaman langsung tentang fenomena baru dari kehilangan keluarga atau kerabat tercinta ini.
Baca juga: 40.000 Warga Italia Didenda karena Melanggar Aturan Karantina Corona