KOMPAS.com - Anne Frank lahir di Frankfurt, Jerman pada 12 Juni 1929. Keluarga Frank adalah keluarga Yahudi kelas menengah ke atas yang tinggal di lingkungan tenang, dan bermacam keyakinan di pinggir kota Frankfurt.
Namun sayangnya, Anne Frank tumbuh di saat masyarakat Yahudi Jerman sedang menghadapi persekusi yang dilakukan Nazi atas perintah Adolf Hitler.
Pada musim semi 1942, Anne dan keluarganya terpaksa pindah dan bersembunyi di sebuah tempat persembunyian bernama Secret Annex, Amsterdam.
Baca juga: [KUTIPAN TOKOH DUNIA] Suzy Kassem, Penyair Humanis yang Melampaui Zamannya
Anne Frank di bawa ke kamp konsentrasi Nazi pada 1945, Bergen-Belsen di Auschwitz. Anne dan kakaknya, Margot meninggal karena kondisi kekurangan makanan, dingin dan penyakit menular menjangkiti mereka.
Pada Februari 1945, Anne Frank meninggal setelah sang kakak. Keduanya meninggal karena mengidap penyakit tifus.
Baca juga: [KUTIPAN TOKOH DUNIA] Napoleon Bonaparte, Penguasa Eropa dari Perancis
Di dalam tempat persembunyian yang sempit, Anne harus tetap diam. Dia bahkan sering ketakutan. Selama dua tahun lebih tinggal di sana, Anne menulis buku harian yang diberinya nama 'Kitty'.
Catatan harian Anne Frank ini kemudian menjadi bukti sejarah tentang sosok gadis kecil berjiwa besar dalam cengkraman kekejaman Nazi.
Baca juga: [KUTIPAN TOKOH DUNIA] Helen Keller, Tokoh Kemanusiaan Terkemuka yang Buta dan Tuli
Melalui tulisan-tulisannya, Anne Frank kerap mengusung tema-tema kebijaksanaan dan harapan. Salah satunya dengan menulis,
"Terlepas dari segalanya, saya masih percaya bahwa orang-orang benar-benar baik hatinya. Saya tidak bisa membangun harapan saya di atas pondasi yang terdiri dari kebingungan, kesengsaraan dan kematian."
Kutipan itu ditulis Anne saat berada di dalam Secret Annex. Setiap harinya, Anne Frank menuliskan apa yang dia alami, dia rasakan, dia pikirkan.
Baca juga: [KUTIPAN TOKOH DUNIA] Woodrow Wilson, Sosok di Balik Perjanjian Versailles
Termasuk bagaimana pemikirannya terkonstruksi dalam analisis mendalam tentang menghadapi masalah hidup.
Apa yang Anne tulis di dalam buku hariannya, merefleksikan situasi kontradiktif antara kebebasan jiwa sang penulis dengan kepahitan yang dia alami.
Dia kerap membeberkan betapa harapan dan kesabaran adalah kunci baginya menjalani hari-hari dalam persembunyian.
Baca juga: [KUTIPAN TOKOH DUNIA] Winston Churchill, PM Inggris di Perang Dunia II
Suatu pencapaian istimewa dalam kemampuan berpikir seorang anak perempuan yang baru memasuki fase remaja.
Di dalam buku harian yang terdapat kutipan tersebut, Anne melanjutkan,
"Saya melihat dunia berangsur-angsur berubah menjadi hutan belantara, saya mendengar guntur yang semakin dekat, yang akan menghancurkan kita juga. Saya dapat merasakan penderitaan jutaan orang. Namun, ketika saya melihat ke langit, saya pikir semuanya akan beres. Kekejaman ini akan berakhir dan bahwa kedamaian dan ketenangan akan kembali lagi."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.