KOMPAS.com - Helen Keller atau lengkapnya, Helen Adams Keller, (lahir pada 27 Juni 1880, Tuscumbia, Alabama, A.S. — dan meninggal pada 1 Juni 1968, Westport, Connecticut). Keller adalah penulis dan pendidik Amerika yang menderita buta dan tuli.
Pendidikan dan pelatihannya merupakan pencapaian luar biasa dalam dunia pendidikan para penyandang cacat.
Pada usia 14 dia mendaftar di Sekolah Wright-Humason untuk penderita tuli di New York, dan pada usia 16 dia memasuki Sekolah Cambridge untuk Wanita Muda di Massachusetts.
Dia berhasil masuk ke Radcliffe College pada 1900 dan lulus cumlaude pada 1904.
Dia menulis hidupnya di beberapa buku, termasuk The Story of My Life (1903), Optimism (1903), The World I live in (1908), My Religion (1927), Helen Keller's Journal (1938), dan The Open Door (1957).
Baca juga: [KUTIPAN TOKOH DUNIA] Woodrow Wilson, Sosok di Balik Perjanjian Versailles
Pada 1913 dia mulai mengajar (dengan bantuan seorang penerjemah), terutama atas nama American Foundation for the Blind, yang kemudian dia kumpulkan dana abadi sebesar 2 juta dollar AS atau setara dengan Rp 29,8 miliar.
Tur kuliahnya juga telah membawanya beberapa kali mengunjungi seluruh dunia. Dia mendirikan Uni Kebebasan Sipil Amerika dengan aktivis hak-hak sipil Amerika Roger Nash Baldwin dan yang lainnya pada 1920.
Usahanya untuk meningkatkan perawatan penyandang tuli dan buta berpengaruh dalam menghilangkan cacat dari suaka. Dia juga mendorong organisasi komisi untuk orang buta di 30 negara bagian pada 1937.
Baca juga: [KUTIPAN TOKOH DUNIA] Albert Einstein, Ilmuwan Fisika Penemu Teori Relativitas
Rintangan adalah pacu
"Kita tidak akan pernah bisa belajar menjadi berani dan sabar, jika hanya ada kesenangan di dunia," begitu ujar Helen Keller.
Jalan hidupnya telah membuktikan kalimatnya sendiri. Sebelum menjadi seorang disabilitas yang berhasil dalam dunia akademik dan aktivis, Keller telah melewati serangkaian rintangan hidup yang dideritanya.
Rintangan adalah pacu, sesuatu yang menjadikan karakter Helen Keller menjadi sosok inspiratif khususnya bagi para penyandang disabilitas.
Pada usia 19 bulan Keller menderita penyakit (mungkin demam berdarah) yang membuatnya buta dan tuli.
Dia diperiksa oleh Alexander Graham Bell pada usia 6 tahun. Sebagai hasilnya, Bell mengirimkannya seorang guru berusia 20 tahun, Anne Sullivan (Macy) dari Lembaga Perkins untuk penyandang buta di Boston.
Baca juga: [KUTIPAN TOKOH DUNIA] Benito Mussolini, Diktator yang Penuh Ambisi
Sullivan, seorang guru yang luar biasa, tetap membersamai Helen Keller sejak Maret 1887 hingga kematiannya sendiri pada Oktober 1936.
Dalam beberapa bulan, Keller telah belajar merasakan benda-benda dan mengasosiasikannya dengan kata-kata yang dieja dengan kode jari di telapak tangannya.
Untuk bisa membaca kalimat, dia merasakan kata-kata yang terangkat di karton, dan membuat kalimatnya sendiri dengan mengatur kata-kata dalam bingkai.
Helen Keller belajar di Lembaga Perkins untuk belajar Braille. Kemudian dia memulai proses belajar berbicara di bawah Sarah Fuller dari Horace Mann School for the Deaf dan juga di daerah Boston.
Dia juga belajar membaca bibir dengan meletakkan jari-jarinya di bibir dan tenggorokan pembicara sementara kata-kata itu secara bersamaan dieja untuknya.
Baca juga: [KUTIPAN TOKOH DUNIA] Malala Yousafzai, Pejuang Hak Perempuan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.